Kembali ke tetangga saya, Salma. Lolosnya Salma ke babak Spekteakuler Show hingga terakhir masih bertahan di babak Spektakuler 8 menjadi kebanggan tersendiri bagi warga Probolinggo. Foto close up Salma terpampang pada billboard ukuran besar di ruas jalan utama Kota Probolinggo. Foto Walikota dan istri nampak di sampingnya dengan tulisan berisi ajakan untuk mem-vote Salma agar terus lolos ke babak selanjutnya.
Pada artikel terdahulu Fatin saya gambarkan sebagai anak tetangga sebelah rumah dengan penampilan apa adanya, seragam putih abu-abu berhijab, nyaris tanpa pengalaman tampil dan minim pengetahuan baik teori dan praktis tentang bernyanyi. Namun Salma kebalikannya. Tetangga saya yang satu ini maju menjadi kontestan Indonesia Idol dengan segala kelebihan dan segudang pengalamannya.
Mengikuti ajang pencarian bakat level nasional yang disaksikan pemirsa TV tanah air bukan hal baru bagi Salma. Tahun 2012, saat usianya masih 10 tahun ia lolos 10 besar Idola Cilik Season 4. Berikutnya The Voice Kids Indonesia Season 1. Saat beranjak remaja, dia pernah menjadi peserta Rising Star Indonesia Season 2, Sunsilk Hijab Hunt 2017, dan The Voice Indonesia Season 3.
Selain berkat bakat yang dimiliki, kepiawaiannya mengolah vokal tak lepas dari jalur pendidikan yang dipilih Salma. Sejak SMK, musik menjadi jurusan pilihannya. Dan saat ini Salma masih tercatat sebagai mahasiswi Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Program Studi Penyajian Musik.
Terlepas dari bekal teori dan praktek vokal dan music yang dimilikinya, siapapun yang mendengar Salma menyanyi pasti sepakat jika ia memang mempunyai suara emas yang enak didengar, apapun jenis lagu yang dinyanyikannya.
Melihat Salma tampil dan mendengarkannya bernyanyi, tetiba saya teringat Via Vallen, penyanyi yang terkenal dengan lagu "Sayang." Seperti Salma, karakter vokal Via Vallen bukanlah vokal yang powerful, lantang dan melengking tinggi. Namun dengan kekhasan vokal yang dimiliki, ia mampu mengenakkan lagu yang dibawakannya. Karakter vokalnya khas dengan jangkauan luas tak terbatas dangdut membuatnya mampu tampil bagus membawakan lagu dengan genre apa saja. Tak hanya dangdut koplo, Via Vallen juga piawai membawakan lagu pop, rock, jazz hingga R&B dan soul.
Anugerah berupa karakter vokal dan musikalitas semacam ini yang saya lihat ada pada diri Salma. Ini juga diakui oleh para juri Indonesian Idol seperti Judika dan Rossa yang sepakat bahwa Salma menciptakan standar baru di ajang pencarian bakat sekelas Indonesian Idol. Tak harus menyanyi meliuk-liuk dan ngotot sampe urat leher keluar, tapi cukup bernyanyi santai dan enjoy dengan lagu yang dinyanyikannya. Tak heran, dari audisi hingga spektakuler show babak 8, Salma selalu langganan mendapat standing ovation dari para juri.
Berbagai lagu mampu dibawakannya dengan bermacam genre, bahkan sambil bermain alat musik yaitu gitar. Bahkan di babak audisi ia sempat memainkan satu lagu ciptaannya yang langsung mendapat pujian dari para juri.
Itulah Salma, tetangga saya yang saat ini sedang berjuang untuk lolos ke babak 5 besar Indonesian Idol musim 12. Sebagai tetangga, sudah tentu saya mendukungnya agar dapat terus lolos ke babak berikutnya. Andaipun nanti perjalanannya harus terhenti tak sampai di babak final, Salma sudah jadi juara untuk saya dan warga Probolinggo.
PENUTUP
Sebagai penutup tulisan ini, sekali lagi saya tidak berada dalam posisi membandingkan Fatin dan Salma. Keduanya hebat dengan segala kelebihannya masing-masing. Keduanya punya kisahnya masing-masing hingga sampai pada pencapaian mereka saat ini. Yang jelas keduanya telah menjadi contoh yang baik dan inspirasi bagi remaja putri Indonesia