Demikian halnya dengan Adilla Fitri yang adegan kesurupannya cukup menyeramkan. Sementara Bianca Hello sebagai Nisa yang kehadirannya terkesan sebagai pelengkap, masih mampu berkontribusi pada adegan ketakutan di dalam kamar mandi.
Para pemain senior berakting sesuai dengan kapasitasnya. Di film horor pertamanya ini Titi Kamal tampil meyakinkan sebagai perawat jenazah dengan ekspresinya yang lebih sering suram dan dingin. Ali Syakieb dengan wajah blasteran timur tengah cukup pas dimunculkan sebagai guru agama dan ustadz musholla.
Arif Didu yang kembali harus berperan sebagai orang Jawa masih terkesan terbebani dengan logat medoknya. Sementara aktris senior kaya pengalaman, Jajang C. Noer, tak kesulitan memerankan Bu Kinanti yang kemampuan bicaranya terganggu dan lumpuh di sebagian tubuh.
Satu lagi karakter kunci yang muncul belakangan, Ningsih (Misha Jeter), sahabat masa lalu Rini yang saya kira tak perlu dijelaskan lebih lanjut untuk menghindari spoiler dan demi menghormati pembaca yang belum menyaksikan film ini.
Secara keseluruhan film ini layak masuk daftar tonton di akhir pekan, sendiri tapi lebih baik bersama teman atau keluarga. Meskipun bisa ditebak endingnya, ide ceritanya fresh karena masih jarang dijamah oleh film lain dengan genre sejenis.
Yang jelas film ini juga mengingatkan kita bahwa dalam beribadah pun godaan masih bisa datang mengganggu. Oleh karena itu kita diingatkan untuk menyempurnakan gerakan dan bacaan sholat serta lebih khusu' saat menunaikannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H