Mohon tunggu...
Dody Kasman
Dody Kasman Mohon Tunggu... Administrasi - Manusia Biasa

Wong Ndeso yang bukan siapa-siapa. Twitter : @Dody_Kasman

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Yowis Ben 2," Kearifan Lokal yang Jujur dan Menghibur

21 Maret 2019   02:04 Diperbarui: 21 Maret 2019   12:04 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu hal lagi yang patut mendapat apresiasi, sebagaimana film pertama, Yowis Ben 2 kembali menghadirkan duet kocak Cak Kartolo dan Cak Sapari. Keduanya, terutama Cak Kartolo, adalah seniman legendaris Jawa Timur yang pernah berjaya di masanya. Saat ludruk Jawa Timuran masih sering mucul di radio dan televisi di era 80 dan 90an. 

Kehadiran Cak Kartolo dan Cak Sapari menjadi pembelajaran sekaligus menambah wawasan audiens "Yowis Ben"yang notabene generasi milenial tentang kekayaan budaya lokal dan tokoh-tokoh yang berjasa membesarkan dan melestarikannya hingga kini. Film ini sukses mengangkat kembali pamor ludruk Jawa Timuran ala Cak Kartolo dengan menampilkannya dalam kemasan modern sehingga mudah diterima generasi masa kini.

Selain Cak Kartolo dan Cak Sapari, ada juga anggota Srimuat Cak Hunter Parabola yang berperan sebagai Sunari, pemilik usaha sablon kaos couple, ikut memperkocak film ini. Karakter Cak Kamidi, tukang becak fans fanatik Yowis ben sekaligus promotor, yang diperankan Erick Estrada masih mampu memberikan warna ceria dengan tingkah polahnya yang mengundang tawa. 

Masih ada sederet selebritis yang juga ditampakkan bahkan serasa dipaksakan tampil sebagai cameo seperti Gading Martin, Joe P. Project dan Siti Badriah, yang tanpa kemunculan mereka pun film ini sebenarnya akan baik-baik saja. Kehadiran Gibran Rakabuming dan Ridwan Kamil cukup mencuri perhatian, meskipun kehadiran keduanya tak terlalu relevan terhadap alur cerita.

Keikutsertaan selebgram Anya Geraldine yang berperan sebagai Asih, meski sempat jadi kontroversi, harus diakui menjadi salah satu daya tarik film ini. Selain itu masih ada beberapa nama artis muda dan pesohor media sosial. Ada Devina Aureel sebagai Stevia yang kali ini semakin lengket dengan Nando. Clairine Clay, Kekasih Joshua di dunia nyata, dan Aliyah Faizah sebagai Aliyah juga muncul pada beberapa scene. Komika Uus yang di film pertama muncul sekejap sebagai alumni SMA Bayu, di film ini kembali tampil sebagai preman Kota Bandung. Youtuber Dovi dan Jovi juga mucul sebagai duo rapper hip hop Lamhot. 

Sebagaimana film pertama, semua lagu yang menghiasi film ini berbahasa Jawa. Lagu lama seperti hits "Gak Iso Turu" dan "Konco Sing Apik" masih bisa didengar di film ini. Ditambah tiga lagu baru yang tak kalah keren yaitu "Gandolane Ati", "Tak Ambung" dan "Lagu Galau." Masih dengan irama yang catchy dan enerjik khas anak muda, membuat lagu-lagu berbahasa Jawa tersebut bisa dengan mudah diterima dan disuka, bahkan bagi mereka yang tak paham Bahasa Jawa.

Terbukti, lagu berbahasa Jawa bukan hanya enak dibawakan dalam irama campusari atau dangdut koplo, tapi juga asyik didengar dan dinyanyikan dalam genre punk rock ala Bayu Skak WTB. Mendengarkan soundtrack film pertama dan sekuelnya ini serasa mendengar Green Day ngerock dalam logat Jawa yang "medok" dengan syair menggelitik.

"Yowis Ben" sukses mengeksplor Jawa Timur khususnya Kota Malang dan Kota Batu dari berbagai sudut pandang. "Yowis Ben" semakin mempopulerkan Malang dan Batu dengan beragam potensi dan kearifan lokal yang dimilikinya. Maka di "Yowis Ben 2" penonton diajak untuk menikmati sejuknya atmosfer Kota Bandung dengan panorama berbagi sudut kota yang teduh. "Yowis Ben 2" mencoba menggambarkan kehidupan sosial dan budaya masyarakat Sunda. Orang Sunda dalam film ditampilkan pada sosok Kosasih, ayah Asih yang diperankan Budi Dalton dan Mang Engkos, sopir angkot yang diperankan McDanny.

Di sekuelnya ini dikisahkan band "Yowis Ben" mencari peruntungan ke Bandung atas ajakan manajer baru mereka, Cak Jim. Petualangan Bayu dan kawan-kawan berlanjut ke Bandung dengan segala lika-liku yang harus mereka hadapi. Dari perbedaan budaya terutama bahasa yang justru memunculkan kelucuan-kelucuan akibat kesalahpahaman, masalah pribadi setiap personel hingga urusan job yang tak sesuai harapan. Di Bandung pula Bayu mendapatkan "gebetan" baru, Asih. Meskipun untuk bisa dekat dengannya, Bayu harus berjuang susah payah meluluhkan hati Kosasih, Ayah Asih.

Tak hanya banyolan dan dagelan-dagelan khas Jawa yang ditampilkan di film ini, tapi juga dramatisasi kehidupan para tokohnya. Betapa Bayu memutar otak berusaha membantu ibunya (diperankan Tri Yudiman) yang diancam diusir dari kontrakan jika menunggak uang kontrak yang segera jatuh tempo.

 Nando yang sedih bercampur jengkel mengetahui ayahnya (diperankan Richard Oh) dekat dengan biduan dangdut, Tante Jeje (diperankan Selfi Nafilah). Drama juga sangat terasa saat Bayu dan Doni memutuskan menerima tawaran kontrak dengan produk minuman keras, sementara Yayan dan Nando menolak dan memutuskan untuk pulang kembali ke Malang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun