Meski kecelakaan cukup parah namun balapan tetap dilanjutkan. Senna berada di posisi terdepan diikuti Schumacher di posisi kedua. Hingga lap keenam memasuki lap ketujuh terjadilah kecelakaan fatal. Mobil Williams-Renault yang dikendarai Senna melaju dengan kecepatan tinggi menabrak dinding pembatas. Meski sempat dibawa ke Rumah Sakit Bolognna, Senna akhirnya dinyatakan meninggal dunia akibat cidera parah di kepala.
Sampai sekarang, penyebab pasti kecelakaan tragis tersebut masih jadi misteri. Banyak teori yang memprediksi penyebab kecelakaan fatal itu. Mulai dari kondisi mobil, kemudi mobil yang rusak hingga suhu ban yang bisa menyebabkan mobil meluncur keluar lintasan.
Bagian akhir film "Senna" menggambarkan suasana kesedihan mendalam warga Brazil, khususnya Sao Paolo menyambut kedatangan jenazah Ayrton Senna. Mulai dari kedatangan di bandara hingga upacara penghormatan terakhir untuk sang legenda F1 itu.
Meski bukan film full autobiografi, "Senna" mampu memberikan gambaran yang cukup lengkap tentang sepak terjang Ayrton Senna mulai ia meniti karier sebagai pembalap Gokart hingga detik terakhir hidupnya sebagai pembalap F1.
Ada satu kalimat bijak yang sempat saya kutip di pertengahan film yang bisa jadi motivasi bagi kita semua. "Setiap hasil yang baik adalah kemajuan dan menjadi motivasi. Ketika saya punya masalah di suatu balapan, saya selalu melihat balapan berikutnya. Karena mungkin balapan kali ini saya belum berhasil, tapi bisa saja pada balapan-balapan berikutnya akan lebih baik. Itu bisa menutupi balapan kekurangan balapan sebelumnya. Jadi saya harus terus berusaha meningkatkan pencapaian saya," ujar Senna pada suatu kesempatan wawancara.
"Senna" juga mengungkap sisi humanis Ayrton Senna yang terkenal memiliki kepedulian sosial tinggi. "Hidup bisa sangat sulit di Brazil. Brazil punya segala seusatu yang ekstrem dan alam yang fantastis tapi pada saat yang sama juga mengalami banyak masalah, mulai masalah sosial, kemiskinan dan kekerasan sebagai konsekuensinya. Saya mencoba membantu sedikit khususnya untuk anak-anak," kata Senna.
Kakak Senna, Viviane Senna menceritakan, begitu terkenalnya Senna di Brazil banyak yang datang meminta bantuan baik perorangan maupun badan amal dan lembaga sosial. Senna membantu dengan cara yang lebih baik dan terorganisir. Ia mengembangkan sistem yang secara keseluruhan yang teroganisir dan terstruktur untuk membantu rakyat Brazil terutama anak-anak.
Sepeninggal Senna, sang kakak Viviane Senna mendirikan yayasan bernama "The Instituto Ayrton Senna" tahun 1995. Yayasan ini telah membantu pendidikan lebih dari 12 juta anak kurang mampu di Brazil. Alain Prost adalah anggota dewan penasehat yayasan itu.
Meskipun lama bergelut di balap F1, ternyata sosok pembalap yang paling ia kagumi dan paling hebat yang pernah bertarung dengannya bukanlah pembalap F1. Senna justru menyebut nama Terry Fullerton, rekan satu tim sekaligus kompetitornya di era balap Gokart tahun 1978-1980. Menurutnya Fullerton sangat berpengalaman, cepat dan konsisten.
Pada teks di penghujung film disebutkan Ayrton Senna meninggal di usia 34 tahun. Setelah kematiannya, FIA menunjuk Prof. Sid Watkins untuk meningkatkan keselamatan Formula 1. Tapi jika mengikuti perkembangan terakhir, ada satu kalimat yang tidak akurat. Disebutkan "Tidak ada kecelakaan fatal yang terjadi di F1 sejak saat itu. Padahal tahun 2014 terjadi kecelakaan yang menewaskan Jules Bianchi akibat cidera parah pada GP Jepang. Peristiwa tersebut tentu saja tak tercatat di "Senna"sebab film ini dirilis tahun 2010.
Dengan kisah perjalanan karier dan perjuangannya menjadi yang terbaik, sudah pasti sangat banyak yang terinspirasi oleh Ayrton Senna. Tak hanya sesama pembalap Formula 1, tapi juga olahragawan lain bahkan anak manusia biasa-biasa saja seperti saya. Ayrton Senna menginspirasi kita untuk terus bersemangat dalam perlombaan hidup ini.