Mohon tunggu...
DODYK ARIF SUWANDONO
DODYK ARIF SUWANDONO Mohon Tunggu... Administrasi - Koorcam TPP Prambon, SDA, Jatim. 351502

Hanya pengabdi di Desa-desa se-Kecamatan Prambon dalam bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa sesuai tujuan pembangunann nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia tercinta

Selanjutnya

Tutup

Healthy

#KompasianaDesa-Peran Pendamping Desa kawal salah satu PPDD-APBN di Desa

14 Januari 2025   12:31 Diperbarui: 14 Januari 2025   12:31 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diagnosis TBC

Diagnosis TBC biasanya dilakukan melalui kombinasi gejala klinis, pemeriksaan fisik, dan tes laboratorium. Beberapa metode diagnosis utama meliputi:

  • Tes dahak: Pemeriksaan mikroskopis dan kultur dahak untuk mendeteksi bakteri Mycobacterium tuberculosis.
  • Tes kulit tuberkulin (Mantoux): Suntikan larutan protein tuberkulin di bawah kulit untuk mengukur respons imun tubuh terhadap infeksi.
  • X-ray dada: Digunakan untuk melihat kerusakan atau perubahan pada paru-paru akibat TBC.
  • Tes molekuler cepat: Seperti Xpert MTB/RIF, yang dapat mendeteksi keberadaan bakteri dan resistensi terhadap obat dalam waktu singkat.

Pengobatan TBC

Pengobatan TBC memerlukan kepatuhan yang tinggi terhadap regimen terapi yang panjang, biasanya selama enam hingga sembilan bulan. Kombinasi obat yang umum digunakan meliputi isoniazid, rifampisin, pyrazinamid, dan etambutol. Terapi ini dikenal sebagai DOTS (Directly Observed Treatment Short-course), yaitu strategi yang diawasi untuk memastikan pasien meminum obat sesuai jadwal.

Namun, salah satu tantangan terbesar dalam pengobatan TBC adalah munculnya resistensi obat. Multidrug-resistant tuberculosis (MDR-TB) dan extensively drug-resistant tuberculosis (XDR-TB) adalah jenis TBC yang kebal terhadap obat lini pertama, sehingga membutuhkan pengobatan yang lebih lama, lebih mahal, dan lebih toksik.

Pencegahan TBC

Pencegahan TBC memerlukan pendekatan multifaset yang melibatkan individu, masyarakat, dan pemerintah. Beberapa langkah pencegahan utama meliputi:

  1. Vaksinasi BCG: Vaksin Bacille Calmette-Gurin (BCG) diberikan kepada bayi untuk melindungi mereka dari bentuk TBC berat seperti meningitis TBC.
  2. Isolasi pasien TBC aktif: Pasien TBC menular disarankan untuk menghindari tempat umum sampai mereka tidak lagi infeksius.
  3. Perbaikan kondisi hidup: Mengurangi kepadatan penduduk, meningkatkan ventilasi rumah, dan menjaga kebersihan lingkungan dapat mengurangi risiko penularan.
  4. Pengendalian di fasilitas kesehatan: Petugas kesehatan perlu dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) dan fasilitas isolasi harus disediakan untuk pasien dengan TBC aktif.

Tantangan dan Upaya Masa Depan

Meskipun pengendalian TBC telah mengalami kemajuan, tantangan besar tetap ada. Beberapa tantangan tersebut meliputi resistensi obat, stigma sosial terhadap penderita TBC, dan kesenjangan akses terhadap diagnosis dan pengobatan.

Program eliminasi TBC global bertujuan untuk mengurangi insiden TBC hingga 90% pada tahun 2035 dibandingkan dengan tingkat tahun 2015. Di Indonesia, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah meluncurkan program Stop TB untuk mengurangi angka kejadian TBC dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini dan pengobatan tepat waktu.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun