-200410-
Wo, kalo mau keluar, klik yg mana? Ti, ti.. gaptekmu itu ga ilang ilang. Awas ya kamu! Genderuwo menghindar waktu kuntilanak mau mencubit pinggangnya.
Gaun baru itu pas sekali untukku. Kuputar putar badanku, sambil bercermin aku tersenyum. Yang penting, bolong di punggung tertutup.
Kepalaku terasa berat.Mungkin krn kbanyakan tidur.Tidur yg panjang.Lengan kiriku pegal, kupindahkan kepala yang kutenteng ke kanan.
-190410-
Toby jatuh dari KA. Sekelebat teringat kata2 Ki Joko,Persejaya akan menang.Tapi dia tidak bilang aku akan mati.Stlh itu semua gelap,kepala Toby pecah.
Mata Nining kosong,waktu asst Ki Joko bilang "Jgn lupa minggu dpn datang lg". Di dalam, Ki Joko sedang benerin celana
Kampung itu kampung dukun. Yang paling tinggi ilmunya, menjadi Kepala Kampung
"Pasti ini londri-an Ki Joko" guman petugas londri melihat tumpukan baju hitam berbau kemenyan
Langit gelap, angin berderu, kilat menyambar nyambar di kampungku. Ah, Ki Joko dan Tuk Tula sedang bertukar ilmu.
"Pa, ini diisi apa?". Dukun terkenal itu membaca formulir pendaftaran anaknya, kolom pekerjaan orang tua. Dia berpikir keras
"Mbah, aku mau belajar dan nerusi pekerjaan mbah" kata Tejo. Neneknya shock. Dia paraji kondangl di kampungnya
"Pohon itu kenang2an terakhir ibumu sebelum pergi dengan lelaki lain" kata bapak sambil membayangkan malam waktu dia menguburkan mayat istrinya. Di bawah pohon itu.
-180410-
Mbah Mo bersimbah keringat,sila di kamar prakteknya. Asap penuh. Mulutnya komat kamit.Sesekali menyembur keris.Bala bantuan belum tiba juga. Di luar,warga sedang membakar rumahnya
Kaget ibu waktu anak gadisnya minta kawin. Baiklah, suruh calonmu datang. Sambil tersenyum anaknya ngesot menuju telpon, kaki palsunya sedang direparasi. Lebih kaget lagi, ketika calon anaknya datang. “Susi”, katanya memperkenalkan diri.
Toby menatap lekat foto keluarga pacarnya. Lelaki itu mirip dengan seseorang di foto pengantin milik ibunya. Waktu suami ibunya belum meninggalkan mereka berdua
Thx,aku bawa sarapan koq. Menunya? Orok. Ha3,becanda kamu. Stlh Tya berlalu, kubuka mistingku.Ah,oke,kita mulai dgn jari2 mungil itu
Tejo pulang sambil menangis.Tp ibunya cuek,tangis Tejo tmbh keras.Mang Sardi menyusulnya ke rmh.Terengah engah memberitahu ibunya,Tejo terseret arus sungai.Jasadnya baru diangkat
cat. Kumpulan fiksi mini yg dulu pernah ditulis. Iseng posting di sini lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H