Mohon tunggu...
Dodo Lantang
Dodo Lantang Mohon Tunggu... Buruh - menulislah tentang apapun yang melintas difikiran mu!

seorang penulis harus bertanggung jawab pada keadaan!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kami Bukanlah Pemilik Sah Republik Ini

19 April 2020   23:15 Diperbarui: 21 April 2020   11:53 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

: Mengenang sumpah pemuda 28 oktober 1928

Begitu bisingnya negeri ini,

Disesaki ratusan juta jiwa yang entah dari mana muasalnya

Kini kita tak lagi punya masa lalu dan tak mungkin  mengerti soal masa depan

Janganlah kalian tanya ideologi atau sekedar warna bendera kepunyaan kami

Sebab mereka telah menggadainya kepada pembesar negeri ini

Sekarang apalagi yang kita harap, apalagi yang kalian nantikan

Ketika masa depan Indonesia adalah rumah-rumah kumuh

Ketika masa depan Indonesia adalah kemiskinan yang semakin termiskinkan

Ketika masa depan Indonesia adalah anak-anak yang kehilangan pendidikan juga kebesaran sejarah bangsanya sendiri

Ketika masa depan Indonesia adalah negeri yang disesaki hutang piutang

Ketika masa depan Indonesia adalah negeri penghasil koruptor kelas elit

Ketika masa depan Indonesia adalah bumi yang disedot sumber daya alamnya untuk diobral habis-habisan kepada bangsa asing agar dianggap sebagai bangsa yang mengerti tata krama

Ketika masa depan Indonesia hanyalah negeri dagelan kosong kaum birokrat dan agamawan yang mengatasnamakan Tuhan demi merampas kemanusiaan

Hampir tak ada lagi yang tersisa

Hanya angin kotor yang mengepul berbalut polusi berkadar timbal bergizi tinggi

Kemanakah larinya masa depan Indonesia?

Saat kebohongan dibenarkan atas nama hukum

Saat kebenaran dihapuskan atas nama ketertiban umum

Saat nurani dihilangkan atas nama kepentingan golongan

Maka kebisingan apalagi yang akan kalian pertontonkan?

Kami bukan lah pemilik sah republik ini

Sebab mereka telah merampasnya tanpa kesantunan kemudian menggenggamnya dalam perut berbalut tirani yang telah melacurkannya kepada investor tak berperi

kini sepantasnya kalian tinggalkan negeri ini

Lalu bayar lunas sejarah kehancuran bangsa kami!

Depok, 25/10/2012

Oleh: Dodo Lantang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun