Mohon tunggu...
MOH. RIDHO ILAHI ROBBI
MOH. RIDHO ILAHI ROBBI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Anda bertemu dengan sebuah tulisan yang dikarang dengan pikiran dan ditulis menggunakan perasaan.

.twitter/Facebook : @riedhotenzhe Instagram : @mohridhoilahirobbi email : riedho.riedha@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sang Nahkoda

14 November 2023   04:36 Diperbarui: 14 November 2023   05:30 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Gumpalan air bening perlahan turun membasahi Pelabuhan disusul dengan petir yang kian keras menyambar, bendera yang terpasang di tiang kapal mulai bergerak tidak karuan diterpa angin yang mulai kencang. Alarm mulai dibunyikan oleh sang nahkoda pertanda kapal harus segera meninggalkan Pelabuhan.

Kapal itu bernama Nusantara. Sebuah kapal besar yang didominasi oleh warna putih dipadukan dengan warna merah bergambar burung garuda. Kapal ini sangat besar dan mampu membawa penumpang sebanyak 10.000 orang sekaligus. Hari ini Kapal harus berangkat dari Pelabuhan Tanjung perak menuju Benua Amerika. Ditengah hujan badai memang seharusnya kapal tidak boleh berangkat demi keselamatan. Namun, sang nahkoda tidak punya pilihan lain selain harus segera meninggalkan Pelabuhan demi mengejar deadline.

Kapal itu berlayar dengan gagahnya menerjang ombak yang sangat besar, teknologi yang terdapat pada kapal tersebut juga cukup canggih sehingga badai sebesar apapun tidak perlu dikhawatirkan. Pelabuhan tanjung perak lambat laun terlihat mengecil, pulau yang tadi terlihat besar kini hanya tinggal hamparan hijau. Ketika sampai di Tengah laut, sang nahkoda menghidupkan stir otomatis sehingga nahkoda tidak harus selalu berada di belakang kemudi.

Tiga haripun berlalu, kini kapal sudah melalui Samudra Atlantik, suhu udara mulai berubah menjadi dingin. Samudra Atlantik ini menyisakan kisah kelam, Ketika dahulu kala sanggup menenggelamkan kapal besar bernama Titanic. Ombak di Samudra ini juga tidak kalah besarnya hingga tak jarang membuat kapal sebesar Nusantara oleng. Mr. Karno sang Nahkoda sesekali  melihat keadaan geladak kapal, dilihatnya ombak yang masuk kedalam Kawasan gladak kapal hingga kolam renang yang harusnya bisa digunakan oleh pengunjung tidak bisa digunakan.

Tanpa sadar Mr. Karno kini telah berada di ujung geladak kapal, dia sesekali hampir terjatuh kedalam Samudra Atlantik. Mr. Karno sering melakukan hal yang demikian, yaitu duduk didepan geladak kapal guna mendoakan korban yang tenggelam dalam tragedi Titanic. Ya, ternyata Neneknya adalah salah satu korban dari tenggelamnya kapal Titanic tersebut.

Kapal kini telah berada di Tengah lautan, pulau-pulau kini sudah tidak terlihat lagi. Pandangan laut yang sangat luas menghiasi pemandangan. Tanpa diduga Mr. Karno diterjang Ombak sehigga membuat dirinya jatuh terpental ke dalam lautan.

Rendy Asisten Nahkoda kapal memencet alrm darurat tatkala melihat Nahkoda kapal terjatuh ke dalam Samudra Atlantik. Di tengah badai yang menerpa suasana panik mulai menyebar ke seluruh penghuni kapal. Mesin kapal pun dimatikan untuk menyelamatkan sang Nahkoda yang kini terbawa ombak menjauhi kapal. Kru kapal dikerahkan untuk mencari dan menyelamatkan Mr. Karno.

Sekoci bertenaga mesin mulai diturunkan untuk digunakan mencari Mr. Karno. Misi pencarian ini terbilang hampir mustahil dilakukan mengingat Badai yang tak kunjung reda. Namun, Rendy tetap memerintahkan Kru kapal yang lain untuk menurunkan sekoci, karena Khawatir jika Mr. Karno tidak segera diselamatkan akan berkibat pada perjalanan kapal yang tidak bisa dilanjutkan.

"Cepat turunkan Sekoci, dan lakukan Pencarian secepatnya" Rendy berteriak kepada Kru kapal.

Setelah 3 jam dilakukan pencarian, akhirnya Mr. Karno ditemukan, namun sayangnya nyawanya tidak bisa diselamatkan, karena cukup banyak air laut yang masuk pada paru-parunya.

Rendy terlihat sangat bingung mengetahui hal ini. Bagaimana tidak, Sebuah kapal tentu membutuhkan Nahkoda untuk melanjutkan perjalanan, dan hanya Mr. Karno lah yang tau mengendalikan kapal sebesar ini.

Dalam Kru kapal Nusantara yang kini membawa 10.000 penumpang, terdapat seorang Nahkoda, Asisten Nahkoda, petugas mesin dan beberapa pembantu kapal yang lain, seperti Koki kapal, petugas kebersihan Kapal dll.

Namun Rendy tidak serta merta menggantikan Mr. Karno sebagai nahkoda. Karena ini menyangkut keselamatan banyak orang. Akhirnya Rendy mengumpulkan semua orang yang berada di kapal tersebut, dan mengumumkan bahwa Sang Nahkoda yakni Mr. Karno telah meninggal karena diterjang ombak saat berada di geladak kapal.

Semua orang terkejut mengetahui berita tersebut. Hingga Tony Kru yang bertanggung jawab di bidang mesin kapal mulai angkat bicara. "lalu jika nahkoda kapal ini mati, siapa yang akan bertanggung jawab membawa kita ke Amerika serikat?, Bukankah hanya Mr. Karno yang tau navigasi dan teknologi yang ada di kapal ini?".

Pertanyaan dari Tony membuat para penumpang kapal semakin panik, karena mereka yang hanya menumpang kapal pesiar ini, takut tidak akan selamat sampai tujuan.

Rendy terlihat memikirkan sesuatu. Dia tahu maksud Tony mengatakan hal ini, karena memang dengan keadaan seperti ini tentu Perusahaan akan menaikkan jabatan dia dari kepala Mesin ke Nahkoda kapal. Namun, Rendy tidak begitu memperdulikan pikirannya, karena yang lebih penting saat ini adalah bagaimana kapal tersebut bisa dengan selamat sampai di Benua Amerika.

"Baiklah, kita akan melakukan pemilihan, silahkan kepada seluruh penumpang untuk memilih nahkoda yang akan bertanggung jawab untuk mengantarkan kita semua sampai tujuan dengan selamat" Ucap rendy kepada seluruh penumpang.

Seorang Wanita yang dari tadi panik tiba-tiba berkata "Siapa yang harus kita pilih?".

Rendy dengan kebingungan menjawab, "Saya sendiri akan mencalonkan diri sebagai Nahkoda kapal untuk bertanggung jawab mengantarkan kita semua ke Benua Amerika dengan selamat".

Tiba-tiba Tony dengan lantang berdiri kemudian berkata "Saya juga akan mencalonkan diri sebagai Nahkoda kapal, karena saya sangat paham tentang bagaimana seluk beluk mesin kapal ini".

Seorang bapak-bapak yang menggunakan topi hitam kemudian angkat bicara, "lalu siapa yang akan menyiapkan pemilihan untuk ini?" tanya bapak itu.

"Gampang saja, kita akan tunjuk kepala koki yaitu  Nyonya Vina untuk menjadi panitia pemilihan" ucap toni menjawab pertanyaan yang dilontarkan dari bapak bertopi.

Setelah disepakati, kemudian Nyonya vina mulai mempersiapkan kertas kosong yang nantinya akan dibagikan kepada seluruh penumpang kapal untuk memilih nahkoda baru yang akan menggantikan Mr. Karno. Namun, sebelum itu kedua Calon Nahkoda yaitu  Rendy dan Tony dipersilahkan untuk memberikan sambutan kepada para penumpang untuk menjelaskan latar belakang mereka dan kemampuan apa yang mereka miliki untuk menjadi Nahkoda.

Latar belakang Rendy adalah seorang Asisten Nahkoda, dia setelah SMP melanjutkan sekolah di jurusan kelautan, dan cita-citanya adalah sebagai nahkoda. Namun, kekurangan Rendy adalah di bidang Public Speaking yang membuat dia Ketika berkata agak terbata-bata.

Berbeda halnya dengan Tony, dia sendiri adalah lulusan Teknik mesin yang tidak mengerti sama sekali cara mengarahkan kapal, namun dia memiliki skill Public speaking yang sangat baik, dan mampu mempengaruhi orang lain sehingga dia bisa dengan mudah membuat orang percaya bahwa dia bisa mengemudikan Kapal. Hal ini dia lakukan karena Perusahaan pemilik Kapal Nusantara tentu akan mengangkat jabatan dia, jika Tony tiba-tiba menjadi Nahkoda pengganti Mr. Karno.

Akhirnya, setelah sambutan kedua calon Nahkoda tersebut, Nyona Vina mulai membagikan kertas kepada para penumpang yang ada di kapal untuk memilih siapa Nahkoda Kapal selanjutnya. Pemilihan itu berlangsung selama satu jam, dan setelah dihitung. Ternyata Tony mengungguli perolehan suara dari Rendy sang asisten Mr. Karno dengan perolehan suara 6.759, sedangkan Rendy 3.241, dan Tony kini menjadi Nahkoda baru menggantikan Mr. Karno.

Tony dengan bangga memasuki ruangan Nahkoda dan kemudian memerintahkan mesin kapal agar segera dihidupkan, dan kapal akan segera berangkat. Rendy saat itu menawarkan diri untuk membantu dirinya dalam menentukan arah agar kapal tetap berlayar di jalur yang benar. Namun, tawaran Rendy ditolak oleh Tony karena dia menganggap bahwa dirinya yang kini bertanggung jawab penuh pada kapal ini.

Badai yang tak kunjung reda membuat radar didalam kapal menjadi tidak bisa digunakan, dan hal itu membuat Tony tidak tahu apa yang ada didepan kapal tersebut, dan Rendy dipindahkan oleh tony ke bagian mesin padahal Rendy sudah menjelaskan bahwa dia tidak memiliki keahlian dibidang mesin kapal. Rendy mulai merasa bahwa Kapal ini tidak berjalan lurus, melainkan hanya berputar-putar, dia berniat untuk memberitahukan hal ini kepada Tony, dan benar saja kejadian yang dahulu pernah terjadi, kini dialami oleh Kapal Nusantara. Tanpa diduga Kapal Nusantara menabrak Gunung es dan membuat lambung depan kapal pecah, air dengan cepat memenuhi kapal Nusantara, hingga membuat kapal tersebut Tenggelam dan bersemayam Bersama kapal Titanic yang dahulu karam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun