Mohon tunggu...
Arief Setyo Widodo
Arief Setyo Widodo Mohon Tunggu... Freelancer - Pengetik teks bebas

Yogyakarta, Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Wisata Belanja di Pasar Terapung Lok Baintan, Kalimantan Selatan

17 Januari 2023   13:08 Diperbarui: 28 Januari 2023   12:20 1711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lalu-lalang pedagang pasar terapung | Dokumentasi Pribadi

Beberapa perahu kecil atau jukung (dalam bahasa Banjar) nampak mengekor di belakang kapal kami. Dalam keremangan pagi, tak begitu tampak apa yang dibawa jukung-jukung tersebut. 

Semakin lama, semakin banyak jukung di sekitar kapal yang kami tumpangi. Beberapa jukung mendekat, merekalah para pedagang pasar apung yang sudah tersohor itu. 

Barang yang dijual sangat beragam, ada buah-buahan, ikan, dan kerajinan tangan. Beberapa diantaranya juga menawarkan berbagai menu sarapan seperti soto, sate, dan nasi kuning. 

Harga yang ditawarkan tak jauh beda dengan harga barang di warung-warung. Sebagai contoh sebungkus nasi kuning dan air mineral 600 ml dihargai Rp10.000 dan Rp5.000, cukup murah untuk ukuran lokasi wisata.

 

Dagangan di atas jukung | Dokumentasi Pribadi
Dagangan di atas jukung | Dokumentasi Pribadi

Jam 5 pagi kami berangkat dari penginapan di Banjarbaru yang berjarak sekitar 45 menit perjalanan. Minggu pagi, jalanan menuju lokasi masih cukup lengang. Tak banyak kendaraan yang kami jumpai sepanjang perjalanan. 

Jalanan cukup lebar dengan aspal mulus sehingga kendaraan kami dapat melaju dengan lancar jaya. Sekitar setengah jam sampailah kami di sebuah simpang dekat jembatan. Kebetulan di sana ada seseorang yang bersedia mengantar kami ke lokasi.

Sebenarnya untuk menuju lokasi, kita bisa mengandalkan arahan dari Google Maps. Pada aplikasi tersebut, kita diberikan dua pilihan jalur yakni Jalur Jl A. Yani ke arah Banjarmasin dan jalur Jl Gubernur Syarkawi. Jalur kedua lebih dekat dan dipilih oleh kawan yang mengantar kami saat itu. 

Jalan yang disarankan di Google Maps sudah tepat dan tidak menyesatkan (untuk jalur Jl Gubernur Syarkawi). Namun tidak ada salahnya jika kita bertanya ke warga jika ragu. 

Sebelum jembatan terdapat papan petunjuk menuju Pasar Terapung Lok Baintan. Papan tersebut mengarahkan kita pada jalan kecil sebelah kanan dari arah Banjarbaru. Sekitar 100 meter kemudian ada simpang lalu belok kiri melintas di bawah jembatan menuju ke arah dermaga Lok Baintan.

Jalan desa menuju lokasi cukup sempit, lebarnya hanya sekitar 3 meter berupa cor beton. Di maps, jalan ini bernama "Jl Desa Lok Baintan". Di sebelah kiri dan kanan jalan merupakan area pasang surut. 

Dengan lebar tak lebih dari 3 meter, jalan desa ini sebenarnya hanya bisa dilalui satu mobil saja. Jika berpapasan antara dua mobil maka salah satu harus mengalah dan mencari sisi jalan terbaik untuk menepi. 

Sebagian rumah memiliki halaman yang ditimbun tanah sejajar dengan jalan sehingga menjadi lokasi terbaik bagi pengemudi untuk menepi ketika berpapasan dengan mobil lain.

Rumah-rumah di sepanjang jalan kebanyakan berupa rumah panggung menyesuaikan dengan lingkungan. Ada juga sebagian kecil rumah tapak yang halamannya sudah ditimbun. Seakan melintas waktu kembali ke masa lalu, melihat rumah-rumah panggung terbuat dari papan kayu di sepanjang sungai. 

Bedanya, dulu rumah-rumah itu menghadap ke sungai namun sekarang berubah arah membelakangi sungai. Berkembang pesatnya transportasi darat membuat halaman rumah berubah arah menghadap jalan.

Perjalanan kami terhenti karena ada perbaikan jalan, tepat di depan sebuah masjid. Rupanya jalan menuju dermaga utama Lok Baintan sedang ditutup untuk perbaikan jalan. Kami diarahkan menuju dermaga di belakang masjid. 

Di dermaga sudah ada dua kapal motor yang bersandar, salah satunya hendak melepas tambatan. Kapal yang berisi serombongan pengunjung itu perlahan meninggalkan dermaga. Setelah bernegosiasi singkat dengan nakhoda, kami segera menaiki kapal untuk kemudian menuju ke pasar apung.

Harga sewa kapal relatif murah, apalagi bisa dinaiki hingga belasan orang. Rute perjalanan adalah dari dermaga masjid hingga jembatan gantung sebelah hilir pasar apung dan kembali lagi ke dermaga. 

Sesampai di pasar apung, kapal berkeliling di sekitar sungai tempat para pedagang berkumpul. Tidak ada batasan durasi sewa kapal, tapi biasanya sekitar jam 8.00 kapal sudah kembali ke dermaga masjid.

Bang Dani di belakang kemudi sesekali bertegur sapa dengan pedagang yang juga tetangganya saat berpapasan. Sebuah rutinitas pagi hari baginya terutama di akhir pekan saat cukup banyak kunjungan. 

Mesin kapal dipacu perlahan sekadar untuk berkeliling di area pasar. Sementara itu, para pedagang berjukung menghampiri beberapa "kapal wisata" seperti laron yang berkerumun di sekitar lampu.

Awalnya, saya sempat kaget melihat beberapa pedagang mendekati kapal dan dengan cukup agresif menawarkan dagangannya. Sempat bingung juga mendapati kami dikepung oleh para pedagang. Bingung mau beli yang mana. Dan kalau beli di satu pedagang takutnya nanti pedagang lain minta dagangannya dibeli juga. Setelah beberapa waktu, saya terbiasa juga dengan suasana yang hiruk pikuk ini.

Ternyata menyenangkan juga jajan di tengah sungai. Kita bisa memilih barang yang akan dibeli dengan memanggil pedagang yang ada di sekitar. Bahkan tidak dipanggil pun mereka datang dengan sendirinya merapat ke kapal, kita tinggal tunjuk saja barang yang akan dibeli saat mereka mendekat. Pengunjung juga dapat ikut naik ke jukung para pedagang dan diajak berkeliling selama beberapa waktu sambil menyantap jajanan. 

Di kapal sudah tersedia beberapa pelampung yang dapat digunakan pengunjung ketika naik ke jukung pedagang. Tidak ada patokan biaya untuk berjukung, pengunjung hanya perlu membeli dan memberi pedagang tip seikhlasnya.

Atraksi wisata pasar terapung Lok Baintan ini hanya berlangsung singkat yakni sekitar pukul 5.00 hingga 8.00. Setelah pukul 8.00 pasar berangsur sepi, seiring dengan matahari yang meninggi. Tidak perlu waktu lama sebenarnya untuk menikmati atraksi wisata pasar terapung ini. 

Letaknya juga cukup strategis karena relatif dekat dengan dua kota besar di Kalimantan Selatan yakni Banjarmasin dan Banjabaru. Hari itu, jadwal penerbangan kami pukul 11.50 (boarding). 

Berangkat dari Lok Baintan sekitar pukul 8.00 dan sampai di penginapan sekitar pukul 9.00. Kebetulan lokasi penginapan dekat dengan bandara, jadi kami masih sempat sarapan dan packing dahulu.

Dermaga pasar terapung Lok Baintan | Dokumentasi Pribadi
Dermaga pasar terapung Lok Baintan | Dokumentasi Pribadi

Pasar terapung Lok Baintan sepertinya layak masuk dalam daftar kunjungan wajib di Kalimantan Selatan. Mengunjungi pasar tradisional tersebut seakan membawa kita ke masa lalu, saat sungai menjadi pusat peradaban manusia. 

Waktu itu, sungai menjadi jalur lintas utama bagi masyarakat termasuk sebagai pusat perekonomian berupa pasar. Jika dulu sungai merupakan halaman depan, kini sungai menjadi halaman belakang yang cenderung terabaikan. Pasar terapung menjadi potret masa lalu yang masih dapat dirasakan secara langsung, setidaknya hingga saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun