Mohon tunggu...
Arief Setyo Widodo
Arief Setyo Widodo Mohon Tunggu... Freelancer - Pengetik teks bebas

Yogyakarta, Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Temawang Bulai, Desa Mandiri Energi di Kaki Bukit Saran

17 Februari 2017   18:25 Diperbarui: 17 Februari 2017   18:32 831
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
turbin dan mesin generator

Suara bising mesin genset tak lagi terdengar, warga pun tak lagi dipusingkan dengan biaya minyak yang mencapai ratusan ribu per bulan hanya untuk menikmati listrik selama beberapa jam saja. Sekarang warga hanya perlu membayar iuran 20 ribu per bulan (15 ribu untuk biaya perawatan dan 5 ribu untuk kas kelompok), disamping biaya angsuran ke CU sebesar 300-an ribu setiap bulannya selama lima tahun.

turbin dan mesin generator
turbin dan mesin generator
Budaya kerjasama dan gotong royong warga desa Temawang Bulai masih kuat, sehingga dapat diarahkan untuk bekerjasama membuat PLTMH. Begitulah kata Pak Sipa, Kepala Desa Temawang Bulai saat menceritakan tentang desanya. 

Tanpa kekompakan warga tentunya proyek PLTMH ini tak bisa terwujud. Bukanlah hal mudah membuat bendungan dan instalasi PLTMH lainnya, butuh tenaga, waktu, dan uang tidak sedikit tentunya. Hampir mustahil rasanya mengubah air menjadi api, namun mereka mampu mewujudkannya. Dengan kerja keras dan kebersamaan mereka berhasil menjadikan desa Temawang Bulai sebagai desa mandiri energi.

Catatan Kecil:

Akses masuk utama menuju desa Temawang Bulai adalah dari Simpang Kayu Lapis, Kabupaten Sekadau. Kota terdekat adalah Sekadau dengan jarak sekitar 85 km, yang dapat ditempuh dalam waktu 3 jam (dalam kondisi jalan kering).

Hilir dan hulu merupakan petunjuk arah yang biasa digunakan di Kalimantan Barat. Merujuk pada bagian hilir dan hulu sungai utama yang jadi patokan. Gampangnya hilir itu daerah bagian bawah, dan hulu daerah bagian atas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun