Tersembunyi di suatu lembah yang sunyi. Diapit oleh tebing tinggi dengan aliran sungainya yang deras. Di sanalah Nagari Silokek berada. Dalam pemerintahan tradisional Minang, nagari merupakan wilayah hukum yang berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat termasuk masalah adat. Secara administratif, nagari adalah bagian dari wilayah kecamatan yang dipimpin oleh wali nagari. Dengan kata lain, nagari setara dengan wilayah desa. Nagari Silokek, suatu tempat di mana kedamaian dan ketenangan khas pedesaan begitu terasa.
Selama ini, yang saya ketahui tentang Sumatera Barat hanyalah beberapa tempat wisata populer. Tak terlalu banyak pilihan bagi saya jika suatu saat berkunjung ke ranah Minang. Bertandang ke Jam Gadang dan Ngarai Sianok di Bukittinggi, menikmati keindahan pantai-pantai di Pesisir Selatan, serta makan masakan Padang di Padang adalah daftar keinginan saya. Pada akhirnya saya berkesempatan merantau sejenak ke ranah Minang. Namun tempat rantauan itu jauh dari destinasi yang ingin saya kunjungi. Beruntung, dalam perjalanan menuju lokasi masih sempat merasakan nikmatnya randang dagiang di Padang.
Muaro Sijunjung, kota kabupaten Sijunjung yang berjarak sekitar 100 km dari kota Padang. Sebuah kota yang tidak terlalu ramai, dengan wilayah yang masih didominasi hutan. Tugu dan tulisan “Selamat Datang di Kota Muaro Sijunjung” yang berhimpitan dengan pom bensin menjadi penanda telah sampainya di lokasi setelah perjalanan panjang dari Padang. Tidak ada yang istimewa di kota kecil itu, hanya ada pasar dan komplek perkantoran kabupaten yang jadi pusat keramaian. Sebuah kota kecil yang biasa, tak ada yang istimewa. Sampai suatu saat ada ajakan dari kawan untuk ke Silokek.
Seusai menuntaskan tugas, kami berkesempatan untuk ke Silokek. Lokasi Silokek tak jauh dari Muaro Sijunjung, sekitar 15 km. Jalan berkelok dengan hutan dan padang rumput menjadi pemandangan dominan setelah melewati jembatan yang membelah sungai Batang Kuantan. Jalan aspal relatif mulus, meski lebar jalan tak lebih dari tiga meter. Selepas melalui beberapa tanjakan dan turunan terlihat aliran sungai. Air yang berwarna kecoklatan mengalir dengan derasnya, membentuk riam yang deras di beberapa titik. Saat itu, debit air sungai memang sedang banyak akibat hujan semalam. Di beberapa tempat terlihat sawah yang terendam luapan air sungai.
Ngeri-ngeri sedap, mungkin ungkapan yang tepat untuk menggambarkan perasaan ketika melalui jalan Silokek. Melintasi jalan sempit berliku dengan tebing di satu sisi dan sungai di sisi lain, serta di satu tempat separuh badan jalan longsor tergerus arus sungai jadi tantangan tersendiri. Namun hanya itu bagian ngerinya, bagian sedapnya jauh lebih banyak. Diapit antara dua tebing yang menjulang tinggi, dengan aliran sungai membuat pikiran terlempar sejenak ke negeri antah berantah. Sebuah negeri terpencil yang ada di dasar tebing. Negeri di mana kesunyian dan kedamaian tercipta di antara tebing tinggi dan sungai deras. Sebuah bentang alam yang sulit ditemukan di tempat lain.
Selain jalan yang menyisir sungai, ada beberapa daya tarik lain dari Silokek. Di antaranya adalah adanya beberapa ngalau/gua, air terjun, dan telaga di atas bukit. Selain itu ada jenis wisata minat khusus yang mulai dikembangkan di Silokek, salah satunya adalah panjat tebing. Di salah satu bagian tebing di dekat gua terdapat semacam pasak yang biasa dipakai untuk kegiatan panjat tebing. Arung jeram juga mulai dikembangkan menjadi salah satu daya tarik wisata memanfaatkan derasnya arus sungai Silokek dengan bonus pemandangan di dasar lembah yang menakjubkan.
Silokek, hanya sebuah nagari kecil tersembunyi di dasar lembah. Meskipun terletak tak jauh dari kota kabupaten, cukup sedikit yang tahu keberadaannya. Sunyi senyap di antara tebing menjulang, hanya sesekali ratusan kelelawar berhamburan dari gua dan beberapa ekor monyet terlihat bergelantungan di pepohonan. Namun sejak beberapa waktu belakangan, penambang emas berdatangan di Silokek. Mereka biasa mendulang emas di pinggiran sungai menggunakan rakit dengan bantuan mesin pompa air. Selain di sungai, ada juga penambang yang mencoba peruntungan mencari emas di perbukitan. Sejauh ini, aktivitas pertambangan belum terlalu masif. Namun jika penambangan emas dibiarkan berkembang, bisa menjadi ancaman bagi kelestarian alam Silokek. Semoga saja keindahan tebing, bukit, dan sungai Silokek masih tetap terjaga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H