Mohon tunggu...
Arief Setyo Widodo
Arief Setyo Widodo Mohon Tunggu... Freelancer - Pengetik teks bebas

Yogyakarta, Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Dari Taman Edelweiss Sampai Puncak Merbabu yang Mempesona

25 Juni 2014   21:38 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:57 1745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

3142 mdpl, serangkai bunga edelweiss yang masih kuncup tampak menari mengikuti irama angin. Angin yang senantiasa membawa udara dingin di puncak Merbabu. Kehangatan matahari pagi menjadi penawar dingin yang sempurna. Langit biru dengan seulas awan menaungi puncak dan sekitarnya. Tepat di sebelah selatan, Merapi berdiri dengan gagahnya. Cahaya keemasan terpantul dari lereng Merapi di sisi timur. Asap tipis membumbung keluar dari puncak salah satu gunung api teraktif di dunia itu.

[caption id="attachment_344752" align="aligncenter" width="448" caption="Serangkai Edelweiss di Puncak Merbabu dengan latar Sindoro-Sumbing yang berdampingan "][/caption]

Beralih ke barat, dua gunung kembar Sindoro-Sumbing tampak berdampingan. Tak jauh di sebelah timur terlihat gunung Lawu. Sementara itu, di arah utara tampak beberapa bukit dan gunung ungaran. Beberapa bukit yang menjulang membuat kontur tanah di sebelah utara Merbabu ini lebih bervariasi. Samar terlihat petak-petak lahan sayuran warga di lereng-lereng gunung serta bangunan perumahan.

[caption id="attachment_344754" align="aligncenter" width="448" caption="lanskap sisi utara Merbabu"]

14036803991442934087
14036803991442934087
[/caption]

Puncak gunung Merbabu, dikenal dengan nama puncak Trianggulasi. Gunung Merbabu memiliki banyak puncak, dengan puncak Trianggulasi sebagai yang tertinggi. Sering juga para pendaki menjulukinya the seven summits karena ada tujuh puncak di gunung ini. Terdapat tiga puncak dengan ketinggian di atas 3000 mdpl, yaitu Puncak Syarif, Puncak Kentheng Songo, dan Puncak Trianggulasi. Puncak Syarif berjarak sekitar sejam perjalanan ke arah timur puncak Trianggulasi. Di puncak Syarif ini kita bisa menikmati sunrise yang sempurna, dengan lautan awan di bawah dan tanpa terhalang bukit atau gunung. Puncak yang paling terkenal adalah Kentheng Songo. Dinamakan demikian karena terdapat batu berlubang membentuk lumpang yang konon berjumlah sembilan namun hanya tampak tiga saja. Puncak Kentheng Songo ini berada tepat di sebelah timur puncak Trianggulasi, hanya dengan lima menit perjalanan.

[caption id="attachment_344755" align="aligncenter" width="336" caption="Puncak Kenteng Songo"]

1403680468624959869
1403680468624959869
[/caption]

Bagaimanapun juga, puncak bukanlah tujuan utama. Puncak hanyalah bonus yang kita dapat ketika melakukan pendakian. Kurang lebih itulah, petuah bijak dari para pendaki sejati yang menjadi pedoman saya saat melakukan pendakian. Begitu juga dengan Merbabu, puncak bukan hanya satu-satunya tempat terbaik di gunung ini. Di awal pendakian, pepohonan senantiasa menaungi pendaki dari sengatan matahari. Keteduhan itu hanya dapat dinikmati sampai pos 2. Pepohonan besar di sekitar jalan setapak mulai langka, berganti dengan semak-semak dan warna-warni bunga khas pegunungan. Jalur pendakian pun menjadi lebih terjal dan makin menguras tenaga karena jalur yang terbuka membuat sinar matahari lebih leluasa menyengat. Jika mendaki siang hari, di jalur terbuka ini pendaki rentan terkena dehidrasi dan mudah capek. Karena itu diperlukan persediaan air yang memadai tidak ada sumber air di sepanjang jalur pendakian ini.

[caption id="attachment_344761" align="aligncenter" width="448" caption="bunga (entah apa) mekar di tengah rerimbunan edelweiss yang masih kuncup"]

14036812352105995074
14036812352105995074
[/caption]

Pos 3, sebuah dataran yang cukup luas untuk mendirikan beberapa tenda. Menanti senja di tempat ini sangatlah tepat. Cukup dengan berjalan ke arah tebing sebelah barat, kita bisa leluasa menikmati sunset. Jika beruntung, kita bisa melihat matahari tenggelam di balik lautan awan. Setelah pos 3, jalur pendakian semakin terjal dengan derajat kemiringan bertambah tinggi. Sekitar sejam perjalanan kemudian, sampailah di pos 4 atau dikenal juga dengan Sabana 1. Sebuah padang sabana luas menjadi salah satu tempat favorit untuk mendirikan tenda. Dari sini, Merapi tampak begitu jelas memamerkan lekuk tubuhnya yang makin eksotis saat terpapar cahaya matahari pagi. Di salah satu sudut Sabana 1, terdapat tempat datar di tepi tebing yang menghadap ke arah timur. Jika mendirikan tenda di tempat ini, kita hanya perlu keluar tenda untuk menikmati sunrise sekaligus keeksotisan Merapi.

[caption id="attachment_344762" align="aligncenter" width="448" caption="jelang senja, sinar matahari menyinari sisi barat Merapi"]

14036813561271562458
14036813561271562458
[/caption]

[caption id="attachment_344764" align="aligncenter" width="448" caption="sunrise dari Sabana 1"]

1403681550748414932
1403681550748414932
[/caption]

Jarak satu bukit dari sabana 1, terdapat sabana 2 atau pos 5. Ini merupakan tempat terakhir untuk mendirikan tenda sebelum Puncak, juga merupakan tempat favorit untuk bermalam. Kebun edelweiss dapat dengan mudah dijumpai di sana. Sama seperti di sabana 1 dan pos 3, edelweiss tumbuh subur. Beberapa pohon edelweiss bahkan tumbuh dengan tinggi di atas dua meter. Pada bulan Agustus dan September edelweiss menampakkan wujud tercantiknya. Mereka bermekaran mewarnai hamparan sabana. Hijaunya sabana, birunya langit dengan secarik awan putih tipis, dan kuningnya bunga edelweiss menciptakan keserasian sempurna.

[caption id="attachment_344765" align="aligncenter" width="448" caption="padang sabana Merbabu"]

14036815991143531305
14036815991143531305
[/caption]

[caption id="attachment_344768" align="aligncenter" width="403" caption="kebun edelweiss Merbabu"]

14036817591212893922
14036817591212893922
[/caption]

Pesona gunung Merbabu membuatnya menjadi salah satu destinasi pendakian favorit di Jawa Tengah. Bahkan menurut salah seorang kawan dari Jakarta, Merbabu itu diibaratkan Rinjani-nya Jawa karena keindahannya mirip gunung Rinjani yang sudah tersohor itu. Terdengar sedikit lebay memang, tapi bagaimanapun juga ungkapan itu bukan tanpa dasar. Sebuah perbandingan untuk menilai derajat keindahan Merbabu yang dapat dibandingkan dengan Rinjani. Keindahan yang semoga akan tetap terjaga sampai kapanpun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun