3142 mdpl, serangkai bunga edelweiss yang masih kuncup tampak menari mengikuti irama angin. Angin yang senantiasa membawa udara dingin di puncak Merbabu. Kehangatan matahari pagi menjadi penawar dingin yang sempurna. Langit biru dengan seulas awan menaungi puncak dan sekitarnya. Tepat di sebelah selatan, Merapi berdiri dengan gagahnya. Cahaya keemasan terpantul dari lereng Merapi di sisi timur. Asap tipis membumbung keluar dari puncak salah satu gunung api teraktif di dunia itu.
[caption id="attachment_344752" align="aligncenter" width="448" caption="Serangkai Edelweiss di Puncak Merbabu dengan latar Sindoro-Sumbing yang berdampingan "][/caption]
Beralih ke barat, dua gunung kembar Sindoro-Sumbing tampak berdampingan. Tak jauh di sebelah timur terlihat gunung Lawu. Sementara itu, di arah utara tampak beberapa bukit dan gunung ungaran. Beberapa bukit yang menjulang membuat kontur tanah di sebelah utara Merbabu ini lebih bervariasi. Samar terlihat petak-petak lahan sayuran warga di lereng-lereng gunung serta bangunan perumahan.
[caption id="attachment_344754" align="aligncenter" width="448" caption="lanskap sisi utara Merbabu"]
Puncak gunung Merbabu, dikenal dengan nama puncak Trianggulasi. Gunung Merbabu memiliki banyak puncak, dengan puncak Trianggulasi sebagai yang tertinggi. Sering juga para pendaki menjulukinya the seven summits karena ada tujuh puncak di gunung ini. Terdapat tiga puncak dengan ketinggian di atas 3000 mdpl, yaitu Puncak Syarif, Puncak Kentheng Songo, dan Puncak Trianggulasi. Puncak Syarif berjarak sekitar sejam perjalanan ke arah timur puncak Trianggulasi. Di puncak Syarif ini kita bisa menikmati sunrise yang sempurna, dengan lautan awan di bawah dan tanpa terhalang bukit atau gunung. Puncak yang paling terkenal adalah Kentheng Songo. Dinamakan demikian karena terdapat batu berlubang membentuk lumpang yang konon berjumlah sembilan namun hanya tampak tiga saja. Puncak Kentheng Songo ini berada tepat di sebelah timur puncak Trianggulasi, hanya dengan lima menit perjalanan.
[caption id="attachment_344755" align="aligncenter" width="336" caption="Puncak Kenteng Songo"]
Bagaimanapun juga, puncak bukanlah tujuan utama. Puncak hanyalah bonus yang kita dapat ketika melakukan pendakian. Kurang lebih itulah, petuah bijak dari para pendaki sejati yang menjadi pedoman saya saat melakukan pendakian. Begitu juga dengan Merbabu, puncak bukan hanya satu-satunya tempat terbaik di gunung ini. Di awal pendakian, pepohonan senantiasa menaungi pendaki dari sengatan matahari. Keteduhan itu hanya dapat dinikmati sampai pos 2. Pepohonan besar di sekitar jalan setapak mulai langka, berganti dengan semak-semak dan warna-warni bunga khas pegunungan. Jalur pendakian pun menjadi lebih terjal dan makin menguras tenaga karena jalur yang terbuka membuat sinar matahari lebih leluasa menyengat. Jika mendaki siang hari, di jalur terbuka ini pendaki rentan terkena dehidrasi dan mudah capek. Karena itu diperlukan persediaan air yang memadai tidak ada sumber air di sepanjang jalur pendakian ini.
[caption id="attachment_344761" align="aligncenter" width="448" caption="bunga (entah apa) mekar di tengah rerimbunan edelweiss yang masih kuncup"]
Pos 3, sebuah dataran yang cukup luas untuk mendirikan beberapa tenda. Menanti senja di tempat ini sangatlah tepat. Cukup dengan berjalan ke arah tebing sebelah barat, kita bisa leluasa menikmati sunset. Jika beruntung, kita bisa melihat matahari tenggelam di balik lautan awan. Setelah pos 3, jalur pendakian semakin terjal dengan derajat kemiringan bertambah tinggi. Sekitar sejam perjalanan kemudian, sampailah di pos 4 atau dikenal juga dengan Sabana 1. Sebuah padang sabana luas menjadi salah satu tempat favorit untuk mendirikan tenda. Dari sini, Merapi tampak begitu jelas memamerkan lekuk tubuhnya yang makin eksotis saat terpapar cahaya matahari pagi. Di salah satu sudut Sabana 1, terdapat tempat datar di tepi tebing yang menghadap ke arah timur. Jika mendirikan tenda di tempat ini, kita hanya perlu keluar tenda untuk menikmati sunrise sekaligus keeksotisan Merapi.
[caption id="attachment_344762" align="aligncenter" width="448" caption="jelang senja, sinar matahari menyinari sisi barat Merapi"]
[caption id="attachment_344764" align="aligncenter" width="448" caption="sunrise dari Sabana 1"]
Jarak satu bukit dari sabana 1, terdapat sabana 2 atau pos 5. Ini merupakan tempat terakhir untuk mendirikan tenda sebelum Puncak, juga merupakan tempat favorit untuk bermalam. Kebun edelweiss dapat dengan mudah dijumpai di sana. Sama seperti di sabana 1 dan pos 3, edelweiss tumbuh subur. Beberapa pohon edelweiss bahkan tumbuh dengan tinggi di atas dua meter. Pada bulan Agustus dan September edelweiss menampakkan wujud tercantiknya. Mereka bermekaran mewarnai hamparan sabana. Hijaunya sabana, birunya langit dengan secarik awan putih tipis, dan kuningnya bunga edelweiss menciptakan keserasian sempurna.
[caption id="attachment_344765" align="aligncenter" width="448" caption="padang sabana Merbabu"]
[caption id="attachment_344768" align="aligncenter" width="403" caption="kebun edelweiss Merbabu"]
Pesona gunung Merbabu membuatnya menjadi salah satu destinasi pendakian favorit di Jawa Tengah. Bahkan menurut salah seorang kawan dari Jakarta, Merbabu itu diibaratkan Rinjani-nya Jawa karena keindahannya mirip gunung Rinjani yang sudah tersohor itu. Terdengar sedikit lebay memang, tapi bagaimanapun juga ungkapan itu bukan tanpa dasar. Sebuah perbandingan untuk menilai derajat keindahan Merbabu yang dapat dibandingkan dengan Rinjani. Keindahan yang semoga akan tetap terjaga sampai kapanpun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H