Mohon tunggu...
Dodi Kurniawan
Dodi Kurniawan Mohon Tunggu... Guru - Simplex veri sigillum

Pengajar di SMA Plus Al-Wahid

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sekolah yang Ramah Salah

29 September 2024   21:17 Diperbarui: 30 September 2024   03:02 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembelajaran seyogianya bukanlah lagi sebatas pengajaran. Pembelajaran adalah pendidikan itu sendiri. Implikasi tertingginya, pembelajaran akan bergeser dari awalnya bersifat kognitif menjadi metakognitif. Aktivitas pembelajaran di sekolah seperti inilah yang akan menjadikan sekolah berdaya dengan ikatan yang hidup di antara warga belajarnya. 

Bukan hanya siswa yang belajar, guru pun turut belajar di dalamnya. Kesalahan bukan lagi hal yang tabu. Sebuah kesalahan, dengan penanganan yang tepat, akan menjadikan kegiatan pembelajaran semakin menggairahkan. Barangkali saat ini terkesan utopis untuk membayangkannya.   

Sekolah yang ramah terhadap kesalahan akan menjadi rumah kedua bagi warga belajarnya. Sebuah doa, maaf saya merujuk tradisi di kalangan muslim, menarik perhatian untuk direnungkan dalam konteks hubungan siswa dan guru di dalamnya. 

Doanya berbunyi: "Rabbighfir lii waliwaalidayya warhamhumaa kamaa rabbayaanii shaghiiraan -- Ya Tuhanku ampunilah aku dan kedua orang tuaku, dan kasihanilah mereka berdua sebagaimana keduanya telah menumbuhkembangkan aku saat kecil dulu."

Poin refleksinya adalah pemeliharaan seperti apa yang sudah kita berikan kepada para siswa kita? Seberapa besar peran kita dalam pertumbuhkembangan mereka? Seberapa penting kita bagi mereka sehingga bisa disetarakan dengan kenangan mereka akan orang tua yang telah merawat mereka di masa kanak-kanak mereka?

Menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas dengan praktik akan menjadikan sekolah-sekolah sebagai lembaga pendidikan yang ramah terhadap kesalahan dan sekaligus menjadikan sekolah yang akan dirindukan para siswanya.   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun