Mohon tunggu...
Dodi Kurniawan
Dodi Kurniawan Mohon Tunggu... Guru - Simplex veri sigillum

Pengajar di SMA Plus Al-Wahid

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Aji Saka: Sebuah Insight dari Dongeng Pengantar Tidur

18 Agustus 2024   11:30 Diperbarui: 18 Agustus 2024   13:03 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Ia akan sampai pada tempat yang luhur (padha jayanya)

3. Jadilah ia manusia yang berwatak non-dualitas, tidak mangro tingal, melainkan tan hana dharma mangrwa (data sawala) 

4. Ia hadir sebagai Utusan Tuhan YME di bumi ini (hana caraka), bahasa agamanya adalah khalifatullah fil ardhi

Kali ini, dengan asumsi saya sepakat sepenuhnya atas interpretasi carakan yang diberikan Malika, timbul rasa bersalah atas pernah adanya rasa kecewa saya kepada Aji Saka. Dan rasa rindu sama Ibu pun menguat kembali teriring rasa terima kasih atas dongengannya di waktu-waktu tidur saat kecil dulu.

Aji Saka: (Boleh Jadi Dianggap Sebagai) Sebuah Cocokologi

Dalam Connecting The Dots,  berkenaan dengan bangsa Saka, saya menyebutkan bahwa bangsa Saka adalah bangsa Iran kuno yang tinggal di kawasan Asia Tengah. Orang Barat mengenalnya sebagai bangsa Skithia. Bangsa ini bersama bangsa dan suku bangsa lainnya menguasai padang rumput yang kemudian kita kenal sebagai kawasan Mongolia.

Beberapa ahli juga menyebut bangsa Saka sebagai Massagetae yang menurur Iranolog Rdiger Schmitt bahwa asal-usul nama Massagetae boleh jadi berasal dari bahasa Iran Masyaka-ta. Kita masih bisa mengidentifikasi kata Saka atau Syaka di dalamnya. Bangsa Saka atau Skithia atau Massagetae ini kemudian melahirkan anak suku bangsa Alan. Alan, menurut J.P. Mallory dan Douglas Q. Adams (1997), adalah nama lain dari aryana yang adalah Iran. Sosok mitologis Alan Gua yang dalam buku The Secret History of the Mongols nampaknya terhubung dengan suku bangsa ini.

Mungkinkah Aji Saka adalah orang Saka, Majeti adalah bangsa Massagetae, dan Medang Kamulan adalah lapangan atau padang rumput Kemongolan?

Secara umum bangsa Saka dianggap sebagai orang Persia atau Iran kuno. Namun, sejarah juga mencatat bahwa kawasan Iran kuno pernah suatu ketika meliputi kawasan yang sekarang kita kenal sebagai India. Sementara Nusantara kita pernah begitu lekat dengan India citranya sehingga kolonial Belanda menyebut kawasan Nusantara sebagai Indie (Hindia). Hal ini disebabkan oleh kemiripan budaya di antara keduanya. Hubungan antara Indonesia dan India, menurut Wikipedia, telah dimulai sejak zaman Ramayana. 

"Yawadvipa" (pulau Jawa) disebutkan dalam epos kuno India, Ramayana. Disebutkan Sugriwa, salah satu jenderal Rama mengirim anak buahnya ke Yawadvipa, Pulau Jawa, untuk mencari Shinta. Orang India telah mengunjungi Indonesia sejak zaman kuno, dan orang Indonesia kuno (Bangsa Austronesia) telah memulai perdagangan bahari di laut Asia Tenggara dan Samudera Hindia. 

Orang India purba menyebarkan ajaran Hindu dan banyak aspek lain dari budaya India termasuk bahasa Sanskerta dan Aksara Brahmi. India telah memainkan peran besar dalam budaya Indonesia, yang merupakan perpaduan dari India, China, Asia Tenggara, dan budaya asli Indonesia. Jejak pengaruh India yang paling terlihat jelas dalam sejumlah besar kata-kata serapan dari bahasa Sanskerta dalam kosakata Bahasa Indonesia.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun