Mohon tunggu...
Dodi Kurniawan
Dodi Kurniawan Mohon Tunggu... Guru - Simplex veri sigillum

Pengajar di SMA Plus Al-Wahid

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Memaknai Posisi Pramuka di Hari Jadinya

14 Agustus 2024   20:15 Diperbarui: 14 Agustus 2024   21:29 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Hari Pramuka https://jabarekspres.com/

Rabu (14/08), Ambalan Pramuka Al-Wahid mengadakan upacara untuk memperingati Hari Jadi Pramuka tahun 2024. Bidang Kesiswaan menyampaikan informasi bahwa anak-anak Dewan Kerja Ambalan (DKA) Al-Wahid akan mempersembahkan drama singkat yang berisi sejarah Kepramukaan di Indonesia. Atas pertimbangan waktu, saya mencoba menuangkan amanat pembina upacara dalam tulisan singkat. Adapun pertimbangan lainnya, dan ini seringkali lebih layak untuk dijadikan pertimbangan, adalah tipe gaya berpikir saya yang cenderung acak abstrak atau abstract random. Untuk alasan-alasan tersebut saya tuliskan sebuah sambutan yang terdiri dari 305 kata. 

Tepat sebelum berangkat ke sekolah, satu lembar sambutan berhasil saya cetak di atas kertas A4. Kata-kata sambutan tersebut berbunyi:  

Pramuka

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Dalam bahasa Melayu, Pramuka adalah pandu, Inggris pathfinder, Arab kasyyaf, Prancis claireur, dan Belanda padvinder.

Semuanya merujuk kepada "jalan" dan "orang yang membuka jalan atau memandu". Pramuka adalah gerakan pioneering (kepeloporan atau kepanduan). Dari semua jalan yang paling utama adalah kehidupan kita sendiri: way of life.

Pramuka idealnya adalah tentang bagaimana kita menjalani hidup dengan baik. Pramuka merupakan sebuah identitas universal yang seragamnya adalah kemanusiaan, bukan sebatas warna, atribut ataupun pakaian. Secara filosofis, dengan hanya mengenakan seragam Pramuka tidak lantas menjadikan ia atau mereka yang mengenakannya menjadi Pramuka. Pramuka jauh lebih luhur daripada itu. Dalam konteks keindonesiaan, Pramuka adalah Manusia Pancasila. Sementara dalam konteks kurikulum pendidikan terbaru Indonesia, Pramuka adalah nama lain dari Profil Pelajar Pancasila.    

Sedikit anekdot saya bubuhkan di sini. Pandu dalam kosmologi Hindu adalah nama seorang raja dari kerajaan Kuru yang beribu kota Hastinapura dalam epos Mahabharata yang berkulit pucat. Apakah seragam cokelat muda merujuk kepada warna kulit Raja Pandu? Menarik. Akan tetapi bukan di situ esensinya.

Ada yang lebih menarik. claireur dalam bahasa Prancis berasal dari kata clair yang berarti bersih. Nama lain dari bersih adalah suci. Menarik untuk mengaitkan kata clair dengan Dasa Darma Pramuka yang ke-10: "Suci dalam Pikiran, Perkataan dan Perbuatan." Lebih menarik. Dan ini lebih esensialis.

Namun, yang paling menarik adalah akronim dari Pramuka, Praja Muda Karana, yakni Pemuda yang Suka Berkarya. Sulit rasanya untuk tidak menemukan keterkaitan Pramuka dengan Al-Wahid sebagai Sekolah Penggerak. Sebuah karya sudah barangtentu memiliki hubungan yang erat dengan gerak atau perbuatan. Sebagai Sekolah Penggerak, Al-Wahid seyogianya adalah sebuah sekolah yang melekat dalam diri warganya ide dan gagasan untuk berkarya. Dan ini sangat-sangat menarik serta jauh lebih esensial.

Selamat Hari Pramuka ke-63. Selamat Hari Pramuka 2024. Salam dan jayalah selalu Pramuka Indonesia!
Salam Pramuka!

Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salawu, 14 Agustus 2024


Dodi Kurniawan
Kamabigus SMA Plus Al-Wahid

Perlu lebih kurang lima menit untuk membacakan naskah yang disiapkan tersebut. Tidak ada tepuk tangan saat saya selesai membacakannya. Bertepuk tangan untuk amanat dalam sebuah upacara belum menjadi menjadi tradisi. Setidaknya di sekolah tempat saya mengajar. Padahal, beberapa waktu sebelumnya, saat pasukan pengibar bendera berhasil menunaikan tugasnya dengan sangat baik, saya memberikan applause dari atas podium kecil tempat saya berdiri dan itu diikuti seluruh peserta upacara. Sejenak saya melakukan refleksi, selain barangkali karena kata-kata sambutan tadi kurang menarik dan untuk itu harus disiapkan lebih baik ke depannya, nampaknya cukup menarik untuk menginisiasi sebuah tepukan saat sebuah amanah selesai disampaikan seorang pembina upacara. Tentu saja bukan saat saya yang menjadi pembinanya.  

Orang dengan tipe abstract random seperti saya memang agak bermasalah dengan hal-hal yang berbau protokoler. Untungnya, selalu ada teman kerja yang menyadarkan bahwa saya berada di dunia persekolahan yang mana protokoler itu merupakan hal yang niscaya. Semua di atur dalam sebuah prosedur operasioanal standar (POS) yang adalah nama lain dari sebuah protokol. Saya sendiri lebih menyukai istilah pembiasaan alih-alih perosedur operasional standar atau protokol. Terasa lebih humanis. Tidak masinal.  

Dalam konteks kepramukaan, Pramuka yang humanis tentu akan lebih baik. Pramuka yang sebatas protokoler akan mentok pada kemandegan klasik, seperti kebakuan musik klasik yang meskipun agung dan majestik namun tidak bisa seesoterik musik jazz yang penuh improvisasi - sebuah kondisi yang bersebrangan dengan protokoler. 

Saat hari merangkak malam, dan Hari Pramuka 2024 akan segera pergi untuk kemudian menyapa kembali satu tahun kemudian di Hari Pramuka 2025, izinkan saya untuk menyampaikan: 

Selamat Hari Pramuka 2024!  

Salam dan jayalah selalu Pramuka Indonesia!

Salam Pramuka!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun