Bagi saya penganut teori connecting the dots, setiap titik dalam linimasa kehidupan seringkali mengejutkan saat ditelisik. Saya yang berasal dari suku Sunda ditakdirkan untuk menyambungkan satu dari sekian titik di kota pendidikan, Purwokerto ini.
Bahasa Ngapak
Satu hal lainnya yang menarik adalah fenomena bahasa Ngapak. Pakar Sejarah dan Budayawan Banyumas, Achmad Tohari mengatakan bahwa Bahasa Jawa Banyumasan adalah turunan lurus dari Bahasa Jawa kuno yang belum mengalami modernisasi masa Kerajaan Mataram Islam.Â
Sementara Muhlenbeck, sebagaimana dilansir Solo Pos Jateng, mengatakan bahasa Jawa Banyumasan dibawa oleh warga Suku Kutai di Kalimantan Timur dan menetap di Jawa Tengah dengan mendirikan sebuah kerajaan bernama Kerajaan Galuh Purba. Kerajaan ini diyakini berdiri jauh sebelum Kerajaan Mataram Kuno dan Mataram Islam di lereng Gunung Slamet.
Saya harus menulis secara khusus tentang bahasa Ngapak ini. Sulit memang bagi seorang connector the dots untuk menahan godaan dari titik-titik yang berbinar. Kendati demikian, saya harus berhenti sejenak menarik nafas dan mengakhiri tulisan ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H