Telaah toponimi kedua adalah nama Purwokerto sendiri. Purwakerta (umumnya disebut dengan dialek Jawa, Purwokerto) berasal dari kata "Purwa" dan "kerta".
Nama "purwa" (permulaan) konon diambil dari sebuah negara yang ada di tepi Sungai Serayu yang bernama Purwacarita. Sementara kata "kerta" (kesejahteraan) berasal dari nama ibukota kadipaten Pasir yakni Pasirkertawibawa. Apabila digabungkan Purwokerto berarti "Permulaan Kesejahteraan".
Secara etimologis Purwokerto berasal dari kata purwa (Sanskerta, purva, arah timur) maupun kerta (Sanskerta, karta, pekerjaan, karya). Sementara secara sejarah, Purwokerto lahir dari 'keterpaksaan'.
Saat Yogyakerta dan Surakerta berubah menjadi Yogyakarta dan Surakarta, Purwakerta tidak bisa berubah menjadi Purwakarta karena di Jawa Barat sudah ada nama yang sama terlebih dahulu.
Kata purwa (permulaan) darinya kata purba berasal berkaitan dengan arah timur.
Secara semantik, timur adalah arah terbitnya matahari dan karena Matahari adalah sumber cahaya utama bagi Bumi, timur dianggap sebagai permulaan. Mirip kata orient (Latin, timur) yang berarti tempat terbitnya matahari sebagai awal sesuatu. Kata orientasi secara umum kemudian diartikan sebagai tujuan.
Kata karta juga memiliki varian kata yang lebih populer, yaitu karya. Karta yang asal maknanya kerja memang memiliki kaitan erat dengan karya. Kerta (dialek Jawa untuk karta) yang diartikan kemakmuran juga tidak lepas dari makna kerja ataupun karya.
Pepatah Inggris no pain no gain - yang saya artikan tidak ada kerja maka tidak akan ada karya - cukup jitu untuk menerangkan keterkaitan antara kerja dengan kerta.
Purwokerto dan Purwakarta hanya terpaut dua tahun dalam sejarah pendirian keduanya. Bila Purwakarta berdiri 23 Agustus 1830, maka Purwokerto didirikan pada tanggal 6 Oktober 1832.
Kesamaan nama keduanya juga mengukuhkan pendapat beberapa ahli bahwa Banyumas - di mana ibukotanya adalah Purwokerto - dikenal dengan sebutan Sundanya Jawa Tengah.Â
Keadaan ini mengingat Kerajaan Galuh yang adalah suku Sunda merupakan kerajaan bercorak Hindu di Indonesia, wilayahnya meliputi Sungai Citarum di sebelah barat dan Sungai Cisarayu (Serayu) juga Cipamali (Kali Brebes) di sebelah timur. Kerajaan Galuh diyakini sebagai penerus dari kerajaan Kendan, bawahan Tarumanagara.