Mohon tunggu...
Dodi Kurniawan
Dodi Kurniawan Mohon Tunggu... Guru - Simplex veri sigillum

Pengajar di SMA Plus Al-Wahid

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Aplikasi Suno AI: The Death of Artistry?

1 Agustus 2024   02:00 Diperbarui: 1 Agustus 2024   02:06 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan digital karya AI. Sumber lbbonline.com

Tom Nichols dikenal dengan frasa The Death of Expertise (Matinya Kepakaran). Sementara Roland Barthes mempopulerkan frasa The Death of the Author (Kematian Penulis). Saat pertama mengenal aplikasi Suno, terpikir oleh saya sebuah frasa The Death of Artistry - matinya kesenian. "Suno membangun masa depan di mana semua orang dapat membuat musik yang hebat. Apakah Anda seorang penyanyi 'kamar mandi' atau artis tangga lagu, kami mendobrak batasan antara Anda dan lagu yang Anda impikan. Tidak perlu alat musik, hanya imajinasi. Dari pikiran Anda menjadi musik," tulis laman resmi Suno mengenainya. 

Suno AI, atau hanya Suno, menurut Abby Ward, adalah program kreasi musik dengan kecerdasan buatan generatif yang dirancang untuk menghasilkan lagu-lagu realistis yang menggabungkan vokal dan instrumentasi. Selain Suno, sebuah aplikasi berbasi AI serupa antara lain Udio.

Didirikan oleh tim visioner yang terdiri dari Michael Shulman, Georg Kucsko, Martin Camacho, dan Keenan Freyberg, Suno AI bertujuan untuk mendemokratisasi kreasi musik dalam skala global. Awal berdirinya Suno AI didorong oleh keinginan untuk merevolusi cara pembuatan dan pengalaman musik. Saat mendengar (tepatnya membaca) nama aplikasi ini, Suno, pikiran melayang ke tahun 1990an saat di masjid Mubarak jalan Pahlawan Bandung, saya pernah sedikit belajar bahasa Urdu. Seingat saya - dan itu benar saat saya konfirmasi kepada  Kasyif Ahmad, siswa saya yang cukup akrab dengan bahasa ini - suno berarti "dengarlah!". Apakah nama aplikasi Suno berkaitan dengan makna itu? Tidak terlalu sulit untuk menebaknya. 

"Suno, yang berarti 'dengarlah' dalam bahasa Hindi, telah digunakan secara luas sejak Desember 2023 setelah peluncuran aplikasi web dan kemitraan dengan Microsoft, yang menyertakan Suno sebagai plugin di Microsoft Copilot. Perusahaan rintisan ini baru berdiri sejak tahun 2022 dan telah mendapatkan lebih dari 224 juta dolar dalam bentuk pendanaan melalui 58 putaran, dengan partisipasi dari 135 investor, seperti yang dilaporkan oleh Dataconomy," tulis Suswati Basu dalam What is Suno AI? The music generator making waves.

Namun, ada betikan lain berkenaan dengan kata suno. Dan itu membuat saya sulit menampik godaan untuk tidak berteori bahwa Suno adalah bentuk anagram dari sound - dengan menghilangkan hurup 'd'-nya. Sebuah letter-dropping anagram. Teori ini mengacu pada keterangan yang diberikan Oxford Languages bahwa kata sound berasal dari Bahasa Inggris Pertengahan soun, dari bahasa Prancis Anglo-Norman soun (kata benda), suner (kata kerja), dari bahasa Latin sonus . Bentuk [kata sound] dengan -d di akhir kata diperkirakan lazim mulai abad ke-16. 

Sedikit tentang fenomena kebahasaan anagram ini, seperti halnya suno dengan soun, kata listen juga secara unik anagramik dengan silent. "Ya, menjadi pendengar yang baik membutuhkan sikap diam. Namun, ada lebih dari sekadar diam ketika Anda mendengarkan," ungkap Angie Allison dalam Listen.Silent.

Sungguh, kedua anagram di atas terlalu menarik untuk dilewatkan begitu saja. 

Matinya Kesenian?

The Death of Artistry. Begitu Ben Philips dalam AI-Generated Art and ‘The Death of Artistry' membincang diskursus matinya kesenian oleh serangan AI. Meskipun, yang dimaksudkan dengan artistry  di sini lebih ditekankan kepada seni rupa, khususnya seni lukis.

Pada akhir Agustus 2022,  seseorang bernama Jason Allen memenangkan juara pertama di kompetisi seni rupa Colorado State Fair. Kemenangannya menimbulkan kegemparan, dengan para pengguna di Twitter menyebutnya 'sangat menyebalkan' dan meratapinya bahwa 'Kita menyaksikan kematian seni terjadi di depan mata kita'. Kemarahan mereka tidak ditujukan pada karya seni Allen, namun lebih kepada metodenya dalam menciptakannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun