Dia berpendapat bahwa pada d = tak terhingga, seseorang tidak dapat melihat apa pun, sedangkan pada d = 0, bentuk oval wajah si wanita berubah bentuk karena jarak pandang mata manusia yang kecil, dan banyak ketidaksempurnaan lainnya (seperti kerutan kecil) yang menjadi berlebihan. Dengan demikian, ada jarak optimum tertentu di mana wajah seorang wanita terlihat paling baik.Â
"Katakan padaku, Paul, seberapa dekat kamu pernah melihat wajah seorang wanita?" tanya Gamow. "Oh," jawab Dirac, sambil merentangkan kedua telapak tangannya sejauh dua kaki (0,6 meter), "kira-kira sedekat itu."
Dirac, yang dikenal sangat irit dalam berbicara hanya 'ya', 'tidak', dan 'tidak tahu', memiliki keriangan ilmiah yang luar biasa ternyata. Padahal ia cukup mengatakan bahwa seorang wanita terlihat optimal kecantikannya pada jarak kurang dari 1 meter.Â
Ceng-cengan ilmiah juga tidak kalah mengundang senyum. Salah satunya saya ambil dari kisah pertemuan Abdus Salam dan Albert Einstein. Pada bulan Oktober 1951, menurut Gordon Fraser dalam The men who knew infinities, jurnal Reviews of Modern Physics memuat artikel 'The Renormalization of Meson Theories' oleh Paul Matthews dan Abdus Salam. Sketsa kasar yang digambar tangan yang mewakili perilaku partikel kuantum menunjukkan kepentingan ilmiahnya.Â
Suhail Yusuf dalam Salam – The forgotten genius menyebutkan bahwa Abdus Salam diangkat sebagai fellow di Institute of Advanced Study, Princeton University, Amerika Serikat pada tahun 1951, di mana ia menghadiri kuliah dari Albert Einstein.
Suatu hari, ketika Prof Salam sedang belajar di Princeton, New Jersey, ia bertemu dengan Prof Einstein secara kebetulan di kampus Institute for Advanced Study.Â
Einstein bertanya kepadanya, "penelitian apa yang sedang Anda lakukan?" Salam menjawab, "saya sedang mengerjakan teori renormalisasi," dan Einstein menjawab, "saya tidak tertarik dengan hal itu.Â
Setelah beberapa saat hening, Einstein bertanya kepada orang Pakistan itu, "apakah Anda telah mempelajari Teori Relativitas saya?" Salam menjawab, "Saya tidak tertarik dengan hal itu."
Meskipun beberapa pihak meragukan 'ceng-cengan' ini benar-benar terjadi, namun tentu akan mengundang senyum saat dua fisikawan besar ini barter 'ledekan'.
Kebahagiaan layak untuk kita miliki. Carpe felicitatem!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI