Mohon tunggu...
Dodi Kurniawan
Dodi Kurniawan Mohon Tunggu... Guru - Simplex veri sigillum

Pengajar di SMA Plus Al-Wahid

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kisah Semangkuk Susu

3 Juli 2024   08:37 Diperbarui: 3 Juli 2024   08:58 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber https://stock.adobe.com/

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, teknologi baru telah memungkinkan para ilmuwan untuk memanipulasi neuron secara selektif pada hewan hidup, yang menunjukkan efek langsung neuron tertentu pada perilaku. Sekitar lima tahun yang lalu, jenis penelitian ini mengungkapkan bahwa neuron POMC bekerja selama berjam-jam — bukan menit seperti neuron AgRP," lansirnya.

Ternyata rasa lapar begitu juga kenyang bisa direkayasa. Saya lanjut elaborasi simpulan kecil tadi dengan sebuah diskusi dalam sebuah forum maya dengan pertanyaan pemantik "Mengapa setiap kali kita merasa sangat bahagia, kita kehilangan nafsu makan meskipun kita lapar?"

Menurut Kathryn Struck, salah satu dari peserta forum diskusi tersebut, adalah adrenalin penyebabnya. Zat kimia tersebut dilepaskan oleh tubuh kita saat kita merasa sangat bahagia-dan juga dilepaskan saat kita merasa takut atau marah. 

Adrenalin membanjiri tubuh kita dengan energi ekstra sehingga kita dapat berlari cepat (menjauhi bahaya), merasa dan bertindak kuat (jika ada ancaman), dan mengekspresikan kebahagiaan yang ekstrem (seperti dalam kemenangan atas musuh, hasil yang sukses yang menguji tubuh dan pikiran kita). 

Dalam kasus manusia gua misalnya, peran andernalin dalam tubuh nenek moyang kita tersebut pasti berperan menambah kelangsungan hidup mereka hingga akhirnya kita ada - di dunia di mana dulu manusia purba hanya memiliki sedikit cara untuk menghadapi musuh hewan atau manusia.

"Adrenalin juga membanjiri sistem ketika kita sangat senang, atau bersemangat, dan dengan adrenalin yang terpompa, nafsu makan Anda akan berkurang. Hal itu merupakan penahan dari waktu bertahan hidup dari serangan atau pertahanan yang ekstrem. Berhenti untuk makan di tengah-tengah pertarungan melawan beruang besar tidak akan baik. Adrenalin bahkan bisa membuat Anda tidak bisa ke kamar mandi untuk beberapa saat. Buang air kecil di tengah-tengah pertempuran juga bisa membuat Anda terbunuh," seloroh Struck.

Mengacu kepada dua penjelasan di atas, mungkinkah perasaan kenyang yang dirasakan oleh Abu Hurairah dan yang lainnya saat hanya meminum seteguk berefek kenyang luar biasa adalah sebuah rekayasa hormonal yang dipicu oleh rasa takzim dan syukur yang teramat sangat atas kebaikan Sang Nabi saw kepada mereka? Bukankah merupakan suatu kesempatan luar biasa diundang Rasulullah saw untuk berbagi tegukan dalam satu mangkuk sama dengan Sang Kekasih Wujud yang menciptakan jagat raya ini? Sulit rasanya berpikir kebalikan dari itu.

Susu dalam mangkuk itu tidak perlu terus bertambah dengan sendiri hanya untuk mencipatkan efek mukjizat. Cukup sebuah sensasi bahagia yang teramat sangat atas kesempatan berbagi tegukan dengan Sang Khatamun Nabiyyin saw yang menjadikan Abu Hurairah dan ahli suffah lainnya merasa kenyang. Sebuah sensasi bahagia yang kemudian merekayasa sensasi kenyang yang dalam redaksi Abu Hurairah dalam riwayat lainnya "nyaris susu keluar dari ujung jari-jariku disebabkan begitu kenyangnya".     

Boleh saja saya keliru dalam mengambil pendekatan untuk menalar kisah semangkuk susunya Abu Hurairah. Hanya saja hemat saya ini jauh lebih aman daripada menisbahkan sesuatu yang keliru kepada Tuhan dengan dalih kemahakuasaan-Nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun