Mohon tunggu...
Dodi Kurniawan
Dodi Kurniawan Mohon Tunggu... Guru - Simplex veri sigillum

Pengajar di SMA Plus Al-Wahid

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Meniru Sistem Pendidikan Finlandia, Bisakah (Atau Tepatnya, Berniat-Sungguhkah) Kita?

16 Juni 2024   13:32 Diperbarui: 16 Juni 2024   14:20 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keempat, jadikan hal-hal mendasar sebagai prioritas. Banyak sistem sekolah yang sangat peduli dengan peningkatan nilai ujian dan pemahaman dalam matematika dan sains, mereka cenderung melupakan apa yang membentuk lingkungan belajar dan siswa yang bahagia, harmonis dan sehat. Beberapa tahun yang lalu, sistem sekolah di Finlandia membutuhkan beberapa reformasi yang serius.

Program yang disusun Finlandia berfokus untuk kembali ke dasar. Ini bukan tentang mendominasi dengan nilai yang sangat baik atau meningkatkan taruhan. Sebaliknya, mereka ingin membuat lingkungan sekolah menjadi tempat yang lebih adil.

Sejak tahun 1980-an, para pendidik Finlandia telah berfokus untuk menjadikan dasar-dasar ini sebagai prioritas:

- Pendidikan harus menjadi instrumen untuk menyeimbangkan ketidaksetaraan sosial.

- Semua siswa mendapatkan makan (siang) gratis di sekolah.

- Kemudahan akses ke layanan kesehatan.

- Konseling psikologis

- Bimbingan individual

Berangkat dari individu dalam sebuah lingkungan kolektif yang setara adalah cara Finlandia.

Kelima, Memulai sekolah pada usia yang lebih tua. Di sini, Finlandia kembali memulai dengan mengubah detail-detail yang sangat kecil. Siswa mulai bersekolah ketika mereka berusia tujuh tahun. Mereka diberi kebebasan dalam masa pertumbuhan agar tidak terbelenggu oleh wajib belajar. Ini hanyalah sebuah cara untuk membiarkan anak-anak menjadi anak-anak.

Hanya ada 9 tahun sekolah wajib yang harus dijalani oleh anak-anak Finlandia. Semua yang melewati kelas sembilan atau pada usia 16 tahun adalah opsional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun