Mohon tunggu...
Dodi Kurniawan
Dodi Kurniawan Mohon Tunggu... Guru - Simplex veri sigillum

Pengajar di SMA Plus Al-Wahid

Selanjutnya

Tutup

Music

Al-'Ud, King of All Instruments

18 Mei 2024   11:23 Diperbarui: 18 Mei 2024   11:24 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berkenaan dengan bentuk rancang istrumen ini, dalam artikel Adly kita membaca:

"Oud memiliki badan berongga dengan bagian belakang yang membulat. Sisi terbuka pada bagian belakang sering disebut rossete. Setelah Anda merasakan kenikmatan melihat Oud, kemungkinan besar Anda akan mudah mengenali alat musik ini lagi. Secara umum, ada dua elemen utama yang akan membuat Anda langsung mengenali alat musik yang indah ini. Pertama, memiliki badan berbentuk buah pir. Kedua, memiliki leher tanpa fret.

Ada beberapa fitur lain yang bisa Anda perhatikan saat mengagumi alat musik tradisional ini dengan segala kemegahannya. Pertama, alat musik ini memiliki 11 senar. Anda akan melihat 5 pasang senar sedangkan senar paling bawah diatur dengan sendirinya. Kedua, alat musik ini cenderung memiliki 1-3 lubang suara, yang biasanya berbentuk melingkar atau oval. Terakhir, kotak pasak ditekuk dari leher dengan sudut 45-90 derajat." 

Gi, dalam artikelnya  A Short History of the Oud, "King of Instruments" berkenaan dengan jumlah senar dan lubang pada badan al-'ud menambahkan: 

"Meskipun ada banyak variasi, alat musik dawai akustik biasanya dibuat dengan 11 senar, 10 di antaranya dipasangkan bersama dengan nada ke-11 dan nada terendah yang dimainkan sendiri, biasanya, sebagai metronom melodi. Mirip dengan alat musik dawai lainnya, senar Oud diperkuat secara spiral yang dililitkan dengan sangat erat dan kemudian dipasang sehingga memberikan suara yang unik. 

Namun, tidak seperti hampir semua alat musik dawai yang biasanya ditemukan dengan satu lubang besar di bagian tengah badan dasar, Oud dapat memiliki hingga tiga lubang, dengan ukuran yang berbeda-beda. Ketiga lubang tersebut merupakan pemandangan yang jauh lebih tradisional, masing-masing melambangkan benda-benda langit. Lubang terbesar berada di tengah sebagai matahari, sedangkan dua lubang yang lebih kecil merupakan representasi dari bulan dan menghasilkan nada yang lebih tinggi." 

Dalam bahasa Arab, menurut Adly, 'ud secara harfiah berarti sepotong kayu tipis, seperti bentuk sedotan. Mungkin ini merujuk pada plektrum kayu yang digunakan oleh pemain tradisional dengan alat musik ini, atau bisa juga merujuk pada potongan kayu tipis yang menjadi bagian belakangnya. Sementara Daniel Gi menyebutkan al-'ud secara harfiah berarti 'ranting' atau 'batang yang fleksibel'. Saya sendiri lebih cenderung menarik arti 'ud kepada 'id atau 'aud yang berarti hari raya, berulang atau kembali. Penamaan al-'ud didasarkan kepada penggunaan instrumen ini dalam perayaan-perayaan besar atau festival dan kehormatan.  

Bentuk al-'ud  sendiri menjadi bahan kajian, diskusi bahkan karya tulis para filsuf muslim seperti Al-Farabi, Al-Kindi, Ibnu Sina dan para anggota kelompok elit, Ikhawan al-Shafa. Peter Adamson dalam Music in Islamic Philosophy berkenaan dengan Al-Kindi dan Ikhwan al-Shafa tentang musik, menulis:

"Kita menemukan kelompok penulis misterius yang disebut Ikhwan al-Shafa yang mengemukakan gagasan serupa dalam sebuah surat tentang musik, salah satu item dalam koleksi ensiklopedis surat-surat yang membahas semua cabang filsafat dan pembelajaran agama. Para Bruder setuju bahwa musik dapat mempengaruhi orang secara mendalam, bahkan entah bagaimana mencapai jiwa yang tidak berwujud. Hal ini terlepas dari kenyataan bahwa mereka mengetahui bahwa suara terdiri dari getaran fisik di udara. Mereka membandingkan suara yang memancar dari sebuah sumber dengan bola kaca cair yang ditiup menjadi bola oleh peniup kaca. Seperti al-Kindi, para anggota Ikhwan melihat kembali ke tradisi kuno yang memahami kosmos dan semua bagiannya dalam istilah matematika dan musik. Ini, tentu saja, adalah tradisi yang disebut Pythagoras, yang bertanggung jawab untuk memberi kita gagasan tentang "ruang musik."

Al-'Ud, Gitarnya Para Filsuf

Catatan bergambar tertua tentang al-'ud, menurut Adly dalam The Most Ancient Instruments in History berasal dari periode Uruk di Mesopotamia Selatan (Irak), lebih dari 5000 tahun yang lalu pada segel silinder yang diperoleh oleh Dr. Dominique Collon dan segel tersebut saat ini disimpan di British Museum. "Menurut al-Farabi, Oud sudah ada sejak zaman Lamech; seorang keturunan generasi keenam dari Adam. Lamech dikenal sebagai "Bapak para pemain Oud".  Kemunculan pertama Oud adalah pada tahun 3000 SM. Kerangka anaknya yang telah meninggal menunjukkan bentuk Oud. Oud dikenal sebagai alat musik petik pertama dalam sejarah," tulis laman School of Oud Online, "Suara Oud yang menghantui sudah ada sejak 5000 tahun yang lalu dan pernah dimainkan oleh Raja Daud dan masih dimainkan orang hingga kini."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun