Mohon tunggu...
Dodi Kurniawan
Dodi Kurniawan Mohon Tunggu... Guru - Simplex veri sigillum

Pengajar di SMA Plus Al-Wahid

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gempa dalam Kilasan Dongeng, Tafsir dan Sains

28 April 2024   09:24 Diperbarui: 28 April 2024   09:27 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://hystoryana.blogspot.com/

Seorang penanya di forum tanya jawab  yang dikelola Syekh Muhammad Shalih al-Munajjid menyatakan bahwa ia pernah membaca sebuah riwayat yang menyatakan bahwa bumi terletak di atas punggung sapi jantan, dan ketika sapi tersebut menggerakkan kepalanya maka terjadilah gempa. Ia menyebutkan bahwa ia pernah membacanya dalam tafsir Ibnu Katsir: 2/29, dan 1/50. "Bisakah Anda menjelaskan tentang hal ini?" tanyanya.

"Apa yang disebutkan penanya tersebut tidak ada dalil yang menyatakan hal tersebut baik dari al Qur'an al Karim maupun sunnah Nabi yang shahih, namun riwayat tersebut hanya sampai pada atsar sebagian para sahabat dan tabi'in," jawab sang Syekh. Kemudian jawaban berlanjut:

"Telah diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra bahwa beliau berkata: 'Sesuatu yang pertama kali diciptakan oleh Allah adalah pena, maka ia menulis semua kejadian, kemudian uap air diangkat ke atas, maka darinyalah langit-langit diciptakan, kemudian Dia (Allah) menciptakan Nuun, yaitu; ikan paus, maka dihamparkannya bumi di atas punggung ikan paus tersebut, maka bumi pun bergerak dan berguncang, lalu ditopang oleh gunung-gunung, maka gununglah yang lebih utama dari pada bumi, lalu beliau berkata dan membaca: 'Nuun, demi pena dan apa yang mereka tulis'.

(Diriwayatkan oleh Abdur Razzaq dalam Tafsirnya: 2/307, dan Ibnu Abi Syaibah: 14/101, dan Ibnu Abi Hatim-sebagaimana di dalam Tafsir Ibnu Katsir: 8/210, dan Thabari dalam Jami' Al Bayan: 23/140, dan Hakim dalam Al Mustadrak: 2/540, dan masih banyak yang lainnya, semua riwayat dari jalur Al A'masy, dari Abi Dzabyan Hushain bin Jundub, dari Ibnu Abbas, yang ini sanadnya shahih. Al Hakim berkata: ini adalah hadits yang shahih sesuai dengan syarat kedua Syeikhan (Bukhari dan Muslim) namun keduanya tidak meriwayatkannya. Adz Dzahabi berkata dalam at Talkhish: Sesuai dengan syarat Bukhori dan Muslim. Sebagaimana yang diriwayatkan dari Mujahid, Muqatil, Sudi dan al Kalbi. Silahkan anda baca: (Ad Durrul Mantsur: 8/240, dan Tafsir Ibnu Katsir: 8/185 dalam permulaan tafsir surat al Qalam).

Atsar ini --sebagaimana anda ketahui- adalah mauquf (terhenti) sampai pada Ibnu Abbas, bukan dari sabda Nabi saw, secara umum Ibnu Abbas ra mengambil dari Ka'b al Ahbar atau dari buku-buku Bani Isra'il yang mencakup banyak keajaiban, keanehan dan kedustaan. Yang menunjukkan akan hal itu adalah beberapa rincian yang disebutkan oleh sebagian kitab Tafsir dalam masalah ini."

Syekh juga melanjutkan, oleh karenanya, al Hafidz Ibnu Katsir dalam al-Bidayah wan Nihayah: 1/15, setelah beliau menyebutkan beberapa keanehan, yang di antaranya adalah hadits ini, bahwa semua riwayat tersebut termasuk israiliyyat, dan berkata: "Sanad ini as-Sudi menyebutkan banyak sekali hal-hal yang aneh, yang seakan memang diambil dari cerita israiliyyat." 

Menapaki Jejak Lampau Gempa

Menarik sekali saat menapaki perjalanan literasi yang berawal dari dongeng dalam Taman Pamekar, diskursus di kalangan ahli tafsir hingga seloroh Stephen Hawking dalam A Brief History of Time.

Saat gempa tadi malam berlalu, sambil mengantisipasi aftershock (gempa susulan) kami mengisinya dengan obrolan kecil. Sebagai penghuni klasemen Generasi Z, anak-anak langsung mencari tahu di mana episentrum gempa yang baru saja terjadi. Sementara para Gen X-er dan Millenialist mencari berita seputar dampak atau korban yang ditimbulkan.  Dan, saya salah satu dari sekian X-er lebih parah lagi malah tertarik untuk mengetahui kapan gempa pertama kali terjadi di planet kita.

Gunung berapi, menurut Elizabeth Rayne dalam Volcanoes and Earthquakes Could Have Started As Far Back As 3.8 Billion Years Ago, mulai meletus jauh sebelum ada yang namanya dinosaurus; kristal zirkon berusia 3,8 miliar tahun yang sekarang menjadi bukti awal subduksi, yang memicu gunung berapi, tsunami, gempa bumi, dan fenomena lainnya. Zirkon yang lebih tua memang ada, tetapi apa yang diungkapkan oleh zirkon-zirkon ini adalah bahwa era pembentukannya kemungkinan besar terjadi saat aktivitas tektonik mulai menyebabkan gempa bumi berguncang dan gunung berapi meletus.

"Protokrust Bumi jauh lebih stabil sebelum lempeng tektonik mengguncang planet ini. Fenomena ini diperkirakan dimulai antara 800 juta hingga 4 miliar tahun yang lalu, tetapi hampir tidak ada yang tersisa dari 500 juta tahun pertama keberadaan Bumi karena lempeng tektonik terus bergeser. Ahli geologi Nadja Drabon dari Universitas Harvard, yang memimpin sebuah penelitian yang baru-baru ini diterbitkan di AGU Advances, telah menemukan beberapa zirkon purba yang ia temukan sebagai salah satu dari beberapa peninggalan yang sulit dipahami dari era tersebut. Menurutnya, alasan mengapa terjadi ketidakstabilan pada kerak planet ini masih menjadi pertanyaan terbuka," ungkap Rayne.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun