Definisi Kematian Menurut Medis
Dunia kedokteran, lansir Deutche Welle dalam Definisi Kematian Menurut Medis, menetapkan tiga fase kematian: kematian secara klinis, mati otak hingga fase final, yakni  kematian secara biologis.
Fase pertama disebut mati klinis ditandai dengan berhentinya pernafasan dan detak jantung. Juga impuls dari otak memudar dan pancaindera tidak lagi bereaksi.Jika orang dipasangi alat kedokteran, akan terlihat di monitor bahwa kurvanya datar dan tidak lagi berdetak.  Fase kedua kematian disebut Mati Otak  . Pada tahapan ini semua fungsi otak berhenti. Pasien biasanya masih bisa "hidup" karena dibantu alat-alat kedokteran, seperti alat pernafasan alat pacu jantung dan lainnya. Dan, fase ketiga sudah final, yakni kematian biologis, organ tubuh yang diambil juga tidak ada gunanya lagi, karena sudah mati. Fase kematian biologis ditandai dengan kematian milyaran sel-sel tubuh. Karena tidak ada regenerasi sel, tanda-tanda kematian jelas terlihat. Â
"Semua kehidupan suatu saat akan berakhir. Sains mencatat bagaimana setiap sel tubuh yang berjumlah ratusan trilyun itu memiliki tanggal kadaluarsa. Inilah fakta ilmiah di balik proses kematian tubuh manusia," lansirnya.
Lalu bagaimana sel tubuh kita bertahan dari kerusakan sebelum masa kadaluarsanya?Â
Sebuah penjelasan menarik disampaikan Yoshinori Ohsumi dari Jepang dianugerahi hadiah Nobel Kedokteran tahun 2016. Ohsumi, dilansir Deutche Welle dalam tulisan lainnya, Kanibalisme Dalam Sel, mengajukan teori relasi antara autophagy alias penghancuran diri sendiri dengan recycling pada sel. Sel-sel melakukan penghancuran diri sendiri. Sebagian substansi dari sel ini kemudian didaur ulang oleh apa yang disebut lisosom. "Tubuh manusia terus menerus mengulang proses auto-dekomposisi atau bisa disebut kanibalisme komponen sel. Tapi ada keseimbangan antara kanibalisme dan formasi baru. Inilah mekanisme dasar dalam kehidupan," ungkap Ohsumi. Â
Proses 'kanibalisme' sel ini dalam istilah biologi sel disebut autofagi. Â
Autofagi, lansir Halodoc, merupakan proses detoks ketika tubuh membersihkan sel yang rusak, dan meregenerasi dengan sel yang baru dan lebih sehat. Autofagi dapat terjadi secara alamiah dalam tubuh, tetapi proses ini menjadi lebih cepat ketika sedang berpuasa.Â
Kematian dalam Bincangan Filsafat Â
Menarik sekali apa yang disampaikan Syahuri Arsyi dalam tulisannya Konsep Kematian Menurut Ibnu Sina dan Mulla Sadra.Â
Dalam pandangan Ibnu Sina, menurut Syahuri, kematian ada kaitannya dengan konsep jiwa yang diwacanakan. Baginya, kematian itu terjadi karena jiwa sudah tak betah lagi dengan keadaan badan yang sudah tidak layak lagi untuk ditempati.Â