Mohon tunggu...
Dodi Kurniawan
Dodi Kurniawan Mohon Tunggu... Guru - Simplex veri sigillum

Pengajar di SMA Plus Al-Wahid

Selanjutnya

Tutup

Tradisi

Menelisik Arti Arus Balik

23 April 2023   11:27 Diperbarui: 23 April 2023   12:39 1699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Arsip Kompas via https://www.gridoto.com/

Mudik secara bahasa artinya (pergi atau kembali) ke udik atau pulang ke kampung halaman. Sementara kata 'udik' menurut KBBI adalah sungai yang sebelah atas (arah dekat sumber); (daerah) di hulu sungai. 

Mudik adalah bentuk kata kerja dari udik. Kebalikannya, hilir merupakan bagian sungai sebelah muara. Hanya saja, untuk lawan dari hilir tidak lazim disebut udik, melainkan hulu.

Bahasa memang fenomena kelaziman atau kekaprahan. Meski lawan hilir umum disebut hulu, tetapi secara kaprah kita mendengar istilah hilir-mudik dan bukannya hilir-menghulu. 

Begitu juga saat Lebaran. Kita mendengar lawan dari mudik adalah arus balik, bukannya milir. Padahal KBBI menyebutkan milir sebagai menghilir sebagaimana mudik untuk menghulu. 

Terasa lebih seimbang secara kebahasaan bila istilah mudik lawannya milir, arus mudik versus arus milir. Kata arus balik yang menekankan pada kata balik tidak memiliki kekhasan, sebab baik mudik maupun milir keduanya mengandung konotasi 'balik' atau 'kembali'.

Namun, sejak bahasa adalah kesepakatan, konsensus dan kekaprahan maka apa yang lebih umum disepakati itulah yang digunakan. 

Menelisik Makna Mudik

Mudik menyiratkan makna kerinduan atas keasalan kita. Hatilah tempat keasalan kita yang sesungguhnya. Murshid F.A. Ali ElSenossi dalam menjelaskan arti 'Arsy (Singgasana Ilahi) menulis: 

"Allah, Yang tidak memiliki tempat, menciptakan surga yang disebut al-'Arsy di mana Dia dapat 'duduk' agar manusia dapat memohon dan mencari kebutuhannya kepada Allah. Singgasana di mana Allah 'duduk' ini adalah tempat kedudukan Nama-nama Ilahi yang terikat kepada suatu tempat. Kalam Ilahi yang turun dari Allah mengandung Hukum Suci yang di dalamnya terdapat semua ilmu. 'Tempat' dari Tauhid dari Kalimat adalah Singgasana-Nya (al-'Arsy). 

Di bawah Singgasana tersebut terdapat 'Arasy-Nya', tempat di mana Kalam dibedakan menjadi hukum-hukum atau keputusan-keputusan dan berita-berita. Dan, meskipun bumi dan langit tidak mengandung Allah, namun hati hamba-Nya mengandung Allah. Hati yang demikian adalah Al 'Arsy. 

Ia adalah hati Kekasih Allah dan di sekelilingnya terdapat lingkaran realitas spiritual. Al 'Arsy adalah manifestasi universal yang diambil dalam pengungkapan totalnya. Hati yang paling besar adalah hati Nabi Suci Muhammad (Shalawat dan salam semoga tercurah kepadanya). Semua pengetahuan dan cinta adalah limpahan dari hatinya."

Atau dalam kata-kata Maulana Jalaluddin Rumi, "Bagian paling dalam dari hati Anda adalah di mana kehidupan dimulai. Tempat yang paling indah di bumi."

Jadi mudik yang sejati adalah berdiam diri, berkontemplasi dan 'menjumpai' Tuhan dalam dalam hati kita. Untuk tujuan ini, Nabi Muhammad saw dulu menyepi di gua Hira. Gua Hira hanyalah tempat menyepi dan mencari ketenangan terdalam untuk masuk ke dalam diri beliau sendiri. 

Sebuah inward-looking yang sempurna. 'Mudik' yang sesungguhnya. Tapi ternyata kehendak Tuhan tidak berhenti sampai di sana. Sang 'Pemudik' itu harus kembali menghilir kepada kemanusiaan. 

Untuk itu, Dia memerintahkannya untuk kembali ke hilir yang diabadikan dalam Surah Al-Muzzammil dan Al-Muddatstsir. Inilah outward-looking yang sempurna. Milir atau arus balik yang sesungguhnya, yaitu membagikan khazanah yang terkumpul selama 'mudik' sebagai Rahmatan lil-'Alamin. Saya sudahi sampai di sini dulu telisiknya.

Oh iya, sebelum masuk Ramadan, saya berjanji untuk belajar menulis satu tulisan sepanjang Bulan Agung tersebut. Ternyata hal ini membuat saya jadi cenderung serius. JNE, kalau menurut kolega saya di Al-Wahid, Pak Cecep. 'JNE' dalam kepanjangan Sundanya adalah jiga nu enya atau seperti yang benar saja. Hehehe

Agar tidak kehilangan jati diri saya coba untuk mencari celah untuk kembali. Kali ini celahnya melalui sebuah tanya, yang sudah pasti absurd, apakah Johann Sebastian Bach suka bercanda? Seingat saya ada komposisinya yang 'nyrempet-nyrempet' lelucon atau candaan. Ah iya, Badinerie.  

Pagi Bersama Bach

Saat mendengar nama Bach disebut, terbayang sosok laki-laki bewibawa dengan wig di kepalanya dan tatapan mata yang tajam. Sembari memutar Badinerie saya cari-cari informasi tentang salah satu Maestro ini.   

Johann Sebastian Bach www.berlinerfestspiele.de/en
Johann Sebastian Bach www.berlinerfestspiele.de/en

"Johann Sebastian Bach berasal dari sebuah keluarga yang kecintaan dan keahliannya dalam bermusik tampak seolah-olah merupakan anugerah universal yang diberikan oleh alam kepada semua anggotanya."

Ini adalah kata-kata pembuka dari catatan biografi dalam nekrologi Johann Sebastian Bach (1685-1750), yang diterbitkan pada tahun 1754 dan ditulis oleh salah satu putra Bach. 

Bagi Bach, menurut Berliner Festspiele, menjadi bagian dari keluarga ini berarti lebih dari sekadar menjadi bagian dari perkumpulan orang-orang yang memiliki talenta yang sama; baginya, ini berarti keamanan dan jaring pengaman pada saat dibutuhkan. Karena pada usia 10 tahun, Bach, putra seorang musisi kota Eisenach, sudah menjadi yatim piatu.

Ia diasuh oleh kakak tertuanya, yang merupakan seorang organis di sebuah kota kecil di dekatnya dan yang mengajari anak itu, yang kini tinggal bersamanya, dasar-dasar bermain piano.

Selama hidupnya (65 tahun), menurut Classic FM, Bach telah menggubah 1128 karya musik yang luar biasa. Ada 23 karya lainnya yang hilang atau belum selesai. Komposisinya yang paling terkenal termasuk The Well-Tempered Clavier, Toccata dan Fugue in D minor, Air on the G String, Variasi Goldberg, Brandenburg Concertos, dan masih banyak lagi. 

"Sepertinya cukup aneh jika dikatakan bahwa Bach tidak terlalu populer semasa hidupnya, tetapi terutama menjelang akhir hayatnya, ia dipandang sebagai dinosaurus. Dibutuhkan komposer seperti Mendelssohn untuk mempopulerkan kembali dan menghidupkan kembali minat terhadap Bach---Mendelssohn secara khusus mengorganisir konser yang sangat populer untuk karya St Matthew Passion yang dianggap sebagai awal dari karier anumerta Bach," lansir Classic FM.

Sulit membayangkan sosok dinosaurian seperti Bach untuk bercanda. Bahkan untuk orang 'sesableng' saya pun agak susah membayangkannya. Bukan apa. Sosok sekaliber Beethoven saja adalah seorang pengagum Bach. 

"Dia sering memainkan prelude dan fugues dari Well-Tempered Clavier karya Bach. Beethoven menyebut Bach sebagai Urvater der Harmonie (Bapak Harmoni Sejati) dan, dalam permainan kata-kata pada arti harfiah nama Bach, Beethoven setengah bercanda berkata, 'Nicht Bach, sondern Meer' (Bukan sungai, tetapi laut)," tulis Diffen. Oh iya, anak sungai kecil yang dalam bahasa Inggris adalah brook, bahasa Jermannya, Bach.

Sekarang kita lanjut kepada Badinerie.

Orchestral Suite No. 2 in B minor, BWV 1067 

Orchestral Suite No. 2 in B minor, BWV 1067 adalah judul salah satu karya Bach. Judul tersebut memberikan informasi tentang karya musik klasik yang diciptakan oleh Johann Sebastian Bach, seorang komponis dan musisi terkenal dari era Baroque. 

BWV 1067 adalah nomor katalog yang diberikan untuk karya tersebut dalam Bach-Werke-Verzeichnis (Katalog Karya Bach), sebuah katalog lengkap dari seluruh karya Bach yang dikompilasi oleh Wolfgang Schmieder.

Orchestral Suite No. 2 in B minor merujuk pada genre musik klasik yang disebut Orchestral Suite atau Overture Suite. Karya ini termasuk dalam suite kedua yang ditulis oleh Bach. "B minor" merujuk pada kunci atau skala musik yang digunakan dalam karya tersebut. Karya ini ditulis untuk orkestra dan terdiri dari serangkaian potongan musik yang biasanya terdiri dari Overture, beberapa jenis tarian, dan potongan-potongan lainnya. Karya ini sering dipentaskan dalam konser-konser musik klasik dan masih menjadi populer hingga saat ini. Mengingat saya awam dalam penamaan komposisi musik klasik yang berkaidah, maka saya harus berjuang keras mencari rujukan untuk bisa membacanya. 

Menurut laman Bach.org  Suite Orkestra dalam B minor ini digubah untuk alat musik gesek, continuo, dan flute solo yang terdiri dari delapan gerakan, yaitu: Overture, Rondeau, Sarabande, Bourree I & II, Polonaise and Double, Minuet dan Badinerie. "Badinerie adalah gerakan favorit dalam suite ini, mungkin karena gerakan ini begitu hidup, mungkin karena sangat menyenangkan untuk menyaksikan pemain flute memainkan karya ini. Akhirnya, Bach benar-benar menampilkan flute solo. Ya, tentu saja, kita mendengar seruling solo dalam dobel, tetapi ini sama sekali berbeda dalam karakternya. Enerjik... ceria... virtuosif... gerakan abadi... sangat menyenangkan. Badinerie adalah gerakan tarian yang relatif langka, dan sejauh ini merupakan contoh paling terkenal dari genre ini. Gerakan ini jarang muncul di luar suite abad ke-18, dan umumnya didefinisikan hanya sebagai 'karya dansa dengan karakter jenaka' bila mengacu Kamus Ringkas Musik Harvard," papar Bach.org. Berbeda dengan yang dikemukakan Bach.org, Ann Jaeger di laman Redlands Symphony, menyebutkan bahwa jumlah gerakan dalam Orchestral Suite No. 2 in B minor, BWV 1067 ada tujuh alih-alih delapan. 

Adalah Badinerie yang saya sebut sebagai candaan (tambakan, musikal) seorang Bach. Serg Childed dalam Badinerie: origins of Bach's famous flute suite menyebut Badinerie---gerakan terakhir dari Orchestral Suite No. 2 dalam B minor karya Bach---sebagai salah satu karya musik barok yang paling terkenal. "Memang, melodi flutenya yang memukau dan menarik telah menjadi bagian penting dalam iklan dan soundtrack film. Karya ini juga dianggap sebagai semacam ujian virtuositas bagi para pemain flute karena kecepatan dan tingkat kesulitan dalam memainkannya," tulisnya. "Dipercaya bahwa Bach menyelesaikan suite ini pada tahun 1739 dengan tujuan untuk menggunakan karya ini untuk konser regulernya dengan Collegium Musicum di kedai kopi di Leipzig."

Badinerie, Sebuah Candaan yang Serius

Candaan yang serius, sebuah ungkapan oksomoronik terpaksa saya gunakan karena memang begitulah keadaannya. Bagi kaliber Bach, 'candaanya' saja seserius itu. Hehehe

Menurut kamus, Badinerie adalah nama yang diberikan pada abad ke-18 untuk jenis musik dengan gerakan cepat dan ringan dalam sebuah suite. Sementara secara bahasa, istilah Prancis badinerie yang berarti bercanda, kesembronoan, olok-olok dari kata badin yang berarti 'main-main'. Istilah ini, menurut Serg Childed, relatif jarang digunakan dalam musik klasik, karena preferensi yang sangat lekat dengan kata scherzo dalam bahasa Italia---yang berarti 'lelucon'---di antara para komposer.

Kerumitan dan kecanggihan teknik yang dituntut dalam memainkan Badinerie, saya nikmati dalam permainan Embre Sabuncuoglu di kanal YouTube-nya Los Angeles Guitar Academy. Hemat saya, rendisi Emre ini merupakan versi terbaik yang bisa dimainkan melalui sebuah gitar klasik. Ketakjuban ini membawa pikiran saya 'mudik': Betapa menakjubkan rangkaian ciptaan Tuhan ini!            

Peter Harrow, dalam Bach the Humorist menambah informasi berkenaan dengan sisi jenaka dari Bach:

"Penemuan baru-baru ini dari adendum Variasi Goldberg, BWV 1087, berjudul Fourteen Canons, mengungkapkan lagi sisi Bach yang paling teknis dan secara kebetulan lucu.

Sekilas orang tidak akan melihat sesuatu yang lucu dalam musik yang sebenarnya dari kanon-kanon ini. Humornya sangat halus dan intelektual---sebuah lelucon bagi para pemain alat musik. Kanon-kanon ini ditulis dalam notasi yang penuh teka-teki, sebuah sumber kesenangan yang umum bagi para komponis pada zaman Bach karena hanya menetapkan Proposta, atau suara utama kanon, dan membiarkan penyelesaiannya terbuka bagi para pengejarnya, yang harus menemukan kesesuaian melodi dengan melodi itu sendiri berdasarkan tulisan di awal kanon."

Nah, percayakan bila candaannya Bach itu serius?

Sebuah Epilog

Dalam perspektif mudik dan arus balik, saya tergoda untuk menyebut Badinerie dan Fourteen Canons sebagai 'arus baliknya' Bach secara musikal. Ia menghilir untuk menunjukkan bahwa ia juga seperti kita pada umumnya. Dari perspektif ini pula saya mendapat insight bahwa ternyata humor adalah sisi lain dari puncak pengetahuan. 

Bila Oscar Wilde konon pernah berujar bahwa 'Sarkasme adalah bentuk humor yang terendah, tapi merupakan bentuk kecerdasan yang tertinggi' maka saya akan menciutkannya menjadi 'Humor adalah kecerdasan yang tertinggi.'

Dan humor adalah nama lain dari penghiliran. Sebuah kebermanfaatan dihasilkan setelah kita menghulu diri selama 'mudik'.

Selamat menebar manfaat, para peselancar arus balik!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun