Mohon tunggu...
Dodi Kurniawan
Dodi Kurniawan Mohon Tunggu... Guru - Simplex veri sigillum

Pengajar di SMA Plus Al-Wahid

Selanjutnya

Tutup

Tradisi

Menelisik Arti Arus Balik

23 April 2023   11:27 Diperbarui: 23 April 2023   12:39 1699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Arsip Kompas via https://www.gridoto.com/

Ia adalah hati Kekasih Allah dan di sekelilingnya terdapat lingkaran realitas spiritual. Al 'Arsy adalah manifestasi universal yang diambil dalam pengungkapan totalnya. Hati yang paling besar adalah hati Nabi Suci Muhammad (Shalawat dan salam semoga tercurah kepadanya). Semua pengetahuan dan cinta adalah limpahan dari hatinya."

Atau dalam kata-kata Maulana Jalaluddin Rumi, "Bagian paling dalam dari hati Anda adalah di mana kehidupan dimulai. Tempat yang paling indah di bumi."

Jadi mudik yang sejati adalah berdiam diri, berkontemplasi dan 'menjumpai' Tuhan dalam dalam hati kita. Untuk tujuan ini, Nabi Muhammad saw dulu menyepi di gua Hira. Gua Hira hanyalah tempat menyepi dan mencari ketenangan terdalam untuk masuk ke dalam diri beliau sendiri. 

Sebuah inward-looking yang sempurna. 'Mudik' yang sesungguhnya. Tapi ternyata kehendak Tuhan tidak berhenti sampai di sana. Sang 'Pemudik' itu harus kembali menghilir kepada kemanusiaan. 

Untuk itu, Dia memerintahkannya untuk kembali ke hilir yang diabadikan dalam Surah Al-Muzzammil dan Al-Muddatstsir. Inilah outward-looking yang sempurna. Milir atau arus balik yang sesungguhnya, yaitu membagikan khazanah yang terkumpul selama 'mudik' sebagai Rahmatan lil-'Alamin. Saya sudahi sampai di sini dulu telisiknya.

Oh iya, sebelum masuk Ramadan, saya berjanji untuk belajar menulis satu tulisan sepanjang Bulan Agung tersebut. Ternyata hal ini membuat saya jadi cenderung serius. JNE, kalau menurut kolega saya di Al-Wahid, Pak Cecep. 'JNE' dalam kepanjangan Sundanya adalah jiga nu enya atau seperti yang benar saja. Hehehe

Agar tidak kehilangan jati diri saya coba untuk mencari celah untuk kembali. Kali ini celahnya melalui sebuah tanya, yang sudah pasti absurd, apakah Johann Sebastian Bach suka bercanda? Seingat saya ada komposisinya yang 'nyrempet-nyrempet' lelucon atau candaan. Ah iya, Badinerie.  

Pagi Bersama Bach

Saat mendengar nama Bach disebut, terbayang sosok laki-laki bewibawa dengan wig di kepalanya dan tatapan mata yang tajam. Sembari memutar Badinerie saya cari-cari informasi tentang salah satu Maestro ini.   

Johann Sebastian Bach www.berlinerfestspiele.de/en
Johann Sebastian Bach www.berlinerfestspiele.de/en

"Johann Sebastian Bach berasal dari sebuah keluarga yang kecintaan dan keahliannya dalam bermusik tampak seolah-olah merupakan anugerah universal yang diberikan oleh alam kepada semua anggotanya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun