Mohon tunggu...
Dodi Kurniawan
Dodi Kurniawan Mohon Tunggu... Guru - Simplex veri sigillum

Pengajar di SMA Plus Al-Wahid

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Khataman: Kisah Mungil di Ujung Daras Al-Qur'an

18 April 2023   00:01 Diperbarui: 18 April 2023   00:03 806
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Al-Hall wal Murtahil

Namun, dari kedua pendapat yang berbeda di atas terdapat satu kesamaan, yaitu berdoa. Kita memanjatkan doa syukur atas karunia menamatkan Al-Qur'an dan memanjatkan permohonan atas keberkatan yang terkandung di dalamnya.

Betapa kita harus bersyukur mengingat Al-Qur'an adalah firman Allah. Membacanya membuat kita seakan tengah menyimak Dia bertitah. Bukankah luar biasa diajak bicara oleh Sang Penguasa jagat raya? Hasan al-Bashri menyatakan: man araada an yukallimahullahu fa 'alaihi bil-Qur'an, barangsiapa menginginkan Allah berbicara kepadanya, maka bacalah Al-Qur'an.

Bagi saya, berdoa dengan membaca doa khataman Qur'an seperti yang diyakini kelompok pertama merupakan sebentuk syukur atas karunia besar 'diajak' turut serta untuk menyimak Dia berfirman dalam Majlis Agung-Nya. Sementara, bagi yang  langsung melanjutkan bacaan hingga beberapa ayat awal Surah Al-Baqarah,sampai bagian ayat wa ulaa'ika humul muflihuun (mereka itulah orang-orang yang beruntung), adalah sebentuk kegandrungan atas betapa agungnya kesempatan yang diberikan oleh-Nya kepada kita.

Lalu bagaimana dengan saya sendiri?

Saya melakukan ini. Pertama, saya berdoa dalam bahasa sendiri, mengajukan permohonan dalam redaksi sendiri. Kedua, saya membaca doa khataman Qur'an sambil menyiasati setan yang memprovokasi kantuk agar menganggap bacaan Al-Qur'an telah usai. Ketiga, saya lanjut sampai ayat wa ulaa'ika humul muflihuun. Untuk menghindari polemik, saya menggunakan dalil yang berbeda. Rujukannya saya sandarkan pada dalil Qur'ani fa idza faraghta fanshab, yang bebas diterjemahkan sebagai 'apabila engkau telah selesai [dengan sebuah urusan], maka lakukanlah urusan lainnya dengan penuh kesungguhan'. 

Nah, tidak bolehkah kita menginginkan kembali sebuah bacaan yang melaluinya Allah berfirman kepada kita? 

Oops, sudah cukup panjang tulisan ini. Saatnya kembali melanjutkan daras Qur'an putaran kedua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun