Mohon tunggu...
Dodi Kurniawan
Dodi Kurniawan Mohon Tunggu... Guru - Simplex veri sigillum

Pengajar di SMA Plus Al-Wahid

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Membincang Peradaban dan Kebudayaan

9 April 2023   11:40 Diperbarui: 9 April 2023   11:42 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://sunnah.com/bukhari:4897

Lalu bagaimana dengan kebudayaan Islam?

Berbagai Periode Peradaban dan Budaya. Imam Jamaah Muslim Ahmadiyah yang ke-2, Hadhrat Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad ra menulis: 

"Kita sekarang akan menunjukkan bahwa sebuah periode peradaban dan kebudayaan adakalanya timbul dalam waktu yang terpisah. Dan pada contoh lainnya bersamaan. Mereka hadir dalam satu waktu yang terpisah atau secara bergantian yang satu setelah lainnya. Adakalanya sebuah bangsa meraih peradaban tinggi akan tetapi tidak memiliki kebudayaan yang tinggi, atau sebaliknya memiliki kebudayaan tinggi tetapi tidak memiliki peradaban tinggi."

Berkenaan dengan apa perbedaan antara peradaban dan kebudayaan, Sang Imam menjelaskan:

"Menurut kami, peradaban adalah sebuah konsepsi materialistis murni. Ketika kemajuan material terjadi, di sana datang tentang keseragaman tertentu dan kemudahan tertentu dalam aktivitas manusia. Ini keseragaman dan kemudahan membentuk peradaban.

[Sementara] kebudayaan suatu bangsa dapat dikatakan terdiri dari ide-ide dan cita-cita yang tumbuh di bawah pengaruh ajaran agama atau etika. Ajaran agama memberikan yayasan. Pengikut ajaran itu kemudian membangun di atas fondasi itu. Di dalam
membangun di atas fondasi tersebut, para pengikut dapat melakukan perjalanan jauh dari aslinya mengajar, tetapi mereka tidak pernah bisa sepenuhnya kehilangan kontak dengan fondasinya tersebut."

Islam telah melahirkan kebudayaan yang sangat tinggi. Medinah begitu ideal saat di bawah asuh Sang Nabi saw. Begitu idealnya istilah civil society dalam bahasa Indonesia populer diterjemahkan sebagai masyakarat madani. Kebudayaan inilah yang kemudian melahirkan peradaban tertingginya. Namun, sebagaimana diisyarahkan dalam dua hadits pada awal tulisan ini, dunia Islam harus mengalami kemunduran secara budaya. Kata-kata 'Apabila iman sudah [terbang] ke [bintang] Tsurayya' melukiskan betapa jauhnya perilaku muslim dari ajaran Islam. Inilah titik terendah kebudayaan dalam dunia Islam. 

Diriwayatkan `Imran bin Husain: "Rasulullah saw bersabda, 'Pengikut terbaik saya adalah mereka yang hidup di generasiku (yaitu orang-orang sezaman dengan Nabi saw). Dan kemudian orang-orang yang akan mengikuti mereka." `Imran menambahkan, "Saya tidak ingat apakah Nabi saw menyebutkan dua atau tiga generasi setelah generasinya, maka Nabi saw. menambahkan, 'Akan datang setelah kamu, orang-orang yang akan bersaksi tanpa diminta untuk melakukannya, dan akan berbahaya dan tidak dapat dipercaya, dan mereka akan bersumpah dan tidak pernah memenuhi sumpah mereka, dan kegemukan akan muncul di antara mereka." (Sahih al-Bukhari 3650)

Inilah isyarat kemunduran umat Islam secara budaya dan ajaran Islam. Kelangkaan iman yang sejati secara kolektif ini digambarkan sebagai terbangnya iman ke bintang Tsurayya. 

Nubuatan Kembalinya Iman

Keterpuruka budaya, saat peradaban telah mencapai puncaknya, pada gilirannya membuat peradaban pun runtuh. Kini umat Islam yang secara jumlah besar tidak lebih dari buih di lautan. Baytul Hikmah tinggal sejarah, nama besar ulama Islam sudah ribuan tahun tak bersuksesi. Umat yang dulu menghuni puncak piramida peradaban kini tercecer di dasarnya. Berpola pada sejarah, kita memerlukan momentum revitalisasi kebudayaan terlebih dahulu untuk bisa merevitaliasi peradaban umat ini. Begitulah algoritmanya. Tidak ada jalan lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun