Mohon tunggu...
Dodi Kurniawan
Dodi Kurniawan Mohon Tunggu... Guru - Simplex veri sigillum

Pengajar di SMA Plus Al-Wahid

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cocokologi (2)

8 April 2023   09:16 Diperbarui: 8 April 2023   09:19 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Betapa mengagumkan 1400 tahun lalu, Al-Qur'an mengatakan bahwa Tuhan bersumpah demi benda langit yang tidak terlihat, yang bergerak, yang menyapu: "Aku bersumpah demi mereka yang tidak terlihat, gerakan itu, sapuan itu." (QS 81: 15-16)


"Materi Gelap ini tidak terlihat, bergerak dan menyapu hidrogen kita. Untuk menjelaskan mengapa Materi Gelap yang tak terlihat ini tidak bertabrakan satu sama lain, juga tidak bertabrakan dengan kita, tetapi kita tetap mendeteksi gravitasinya, fisikawan dan kosmolog sedang mengerjakan teori dengan dimensi ekstra. Secara tradisional para ilmuwan berpikir bahwa kita hidup dalam alam semesta empat dimensi: Waktu dan tiga dimensi spasial biasa panjang, lebar dan tinggi (T,x,y,z). Namun hari ini ada bukti untuk enam dimensi spasial tambahan. Jadi kita tidak dapat melihat atau bertabrakan dengan Dark Matter ini karena ia adalah massa di enam dimensi ekstra yang tersisa," simpulnya.

Berkenaan dengan Materi Gelap ini, dalam tulisan tersebut, dianalogikan juga dengan keberadaan jin. Jin tidak dapat kita lihat atau bertabrakan dengan kita tetapi kita dapat mendeteksi gravitasinya. 

Tujuh petala langit

Al-Qur'an juga mengisyarahkan adanya enam langit lain yang juga tidak dapat kita lihat atau tabrak tetapi kita dapat mendeteksi gravitasinya, ditumpangkan di atas yang terlihat sebagai firman Allah: "Maka [Allah] menetapkannya sebagai tujuh langit (satu di atas yang lain) dalam dua hari dan mengungkapkan kepada setiap langit perintahnya. Dan Kami [Allah] menghiasi langit yang paling bawah dengan cahaya, dan perlindungan. Demikianlah ketetapan Yang Maha Tinggi; yang Maha Mengetahui." (QS 41:12)   

Menurut Al Quran hanya langit terendah yang memiliki cahaya tampak. Ini berarti Materi Gelap ini ada di enam Surga yang ditumpangkan di atas yang terendah. Juga menurut Al-Qur'an masing-masing dari enam Langit yang tersisa ini memiliki jenis yang berbeda dan masing-masing memiliki planetnya sendiri seperti Bumi: "Allah-lah yang menciptakan tujuh Langit dan dari Bumi seperti mereka (dari jenis yang sesuai); Perintah [Allah] turun di antara mereka agar kamu tahu bahwa Allah mampu melakukan apa saja dan bahwa Allah mengetahui segalanya." (QS 65:12)

Tujuh lapisan langit memiliki planet seperti Bumi, hanya saja kita tidak dapat melihat atau bertabrakan dengannya tetapi kita dapat mendeteksi gravitasinya. Relativitas umum memprediksi pelensaan gravitasi, yaitu medan gravitasi yang dihasilkan oleh sebuah galaksi menyebabkan cahaya yang melewatinya membelok (berubah arah).

Materi Gelap tidak memancarkan cahaya apa pun, tetapi kita masih dapat memetakan lokasinya dengan menggunakan pelensaan gravitasi, yaitu dengan mendeteksi di mana cahaya membelok di tempat yang tidak seharusnya. Pada gambar di atas dan cahaya video dibengkokkan oleh Dark Matter yang tidak terlihat di tempat yang tidak seharusnya. Orang Muslim mengatakan bahwa beginilah cara Tuhan menantang orang yang tidak beriman untuk mendeteksi sisa enam Langit yang ditumpangkan: "[Allah] adalah yang menciptakan tujuh langit yang ditumpangkan. Kamu tidak melihat variasi dalam cipataan Sang Pengasih, jadi arahkan kembali pandanganmu, apakah kamu melihat adanya celah atau kelemahan [dalam ciptaan-Ku]? Kemudian arahkan kembali pandanganmu, maka pandangmu akan kembali kepadamu, dalam ketakjuban dan penyesalan." (QS 67: 3-4)  

Tim Miracles of Quran lebih lanjut menjelas bahwa kata futhuur dalam bahasa Arab berarti penciptaan dari ketiadaan. Kata kerjanya dalam bentuk lampau adalah fathara seperti ditemukan dalam Quran 6:79 yang berarti menciptakan. Jadi pertanyaan dalam Quran adalah "Apakah kamu melihat ciptaan dari ketiadaan?". Jawaban awal kita harusnya 'Tidak'. Tapi di ayat kedua, ketika kita diperintahkan mengarahkan pandangan kita kedua kalinya, maka jawaban kita akan berubah menjadi 'Ya'. 

"Mengapa kita harus mengalihkan pandangan saat mengamati Dark Matter? Mengapa Anda harus melihat ke arah lain dan kemudian kembali? Gravitasi benda masif membuat Anda melihat bintang-bintang latar belakang ke arah lain. Karena Materi Gelap tidak memancarkan cahaya apa pun, maka kita harus melacak cahaya dari galaksi latar belakang. Dari jarak dan sudut lensa kami memperkirakan massa Materi Gelap. Jadi ketika mendeteksi tujuh langit yang ditumpangkan Anda harus berpaling dan kembali untuk mengukur sudutnya. Tidak ada sudut, tidak ada Materi Gelap," tandasnya.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun