Mohon tunggu...
Dodi Kurniawan
Dodi Kurniawan Mohon Tunggu... Guru - Simplex veri sigillum

Pengajar di SMA Plus Al-Wahid

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Lentera

14 April 2022   16:49 Diperbarui: 14 April 2022   21:09 1865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.freepik.com/vectors/lantern

Ya. Cukup dengan mengubah mu menjadi Mu atau memberikan tanda kutip pada beberapa kata untuk menjadikannya secara alegoris berubah makna. Cinta seorang pecinta kepada kekasihnya merupakan bayangan cintanya kepada Sang Kekasih. 

Setiap keindahan yang terindera adalah pantulan keindahan sejati dari Sang Keindahan. Hanya saja kita sering tersesat dalam rasa dan terpenjara dalam keterbatasan indera.

Saya tentu saja tidak sefilosofis ini saat menyimaknya lewat radio atau layar tv nasional. Saya hanyalah anak SMP yang beranjak remaja dan mulai mengenal rona romansa. Sesederhana itu saja.


Dialog Lentera dengan Si Buta        

Saat belajar di Bandung sekitar tahun 1995, saya menemukan cerita untuk anak tentang seorang buta yang kalau malam hari suka membawa lentera. Banyak orang mentertawakannya.

"Mengapa engkau membawa lentera itu? Bukankah lentera tidak ada gunanya bagimu, Bapak Tua?" goda seseorang.

"Ya. Lentera ini tidak ada gunanya bagiku," jawabnya dengan tenang.

"Aku bisa berjalan tanpa bantuan cahaya. Siang dan malam bagiku sama saja. Tapi tidak demikian halnya denganmu, anak muda. Meski matamu awas akan tetapi kegelapan malam menjadikan matamu sama butanya dengan mataku. Untuk itu aku membawa lentera. Lentera ini untukmu. Untuk orang-orang sepertimu yang hanya bisa melihat dengan cahaya," ujarnya sambil melanjutkan langkahnya.  

Ini adalah dialog tentang terang. Tentang menerangi dan diterangi.  

Pertama, sejak terang tidak relevan dengan ia yang tidak memiliki penglihatan, maka lentera yang ia bawa di kegelapan malam dimaksudkan semata untuk melindungi dirinya agar tidak terlanggar oleh pejalan kaki yang berpapasan dengannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun