"Sesungguhnya pada huruf alif terkandung makna merasa paling tinggi derajatnya, merasa paling banyak memilikinya dan berfungsi untuk memanjangkan bacaan, karena sebab inilah huruf alif dibuang [dalam basmalah]." (Syekh Sayid Bakari al-Makki bin Sayid Muhammad Syatho ad-Dimyati, Kifayah al-Atqiya wa Minhaj al-Asyfiya, Indonesia: Dar Al-Ihya, hal. 4).
Bila kita sedikit cermat, memang kita tidak melihat alif pada kata ism---beberapa orang dengan ketat menyebutnya hamzah---dalam penulisan bismillah. Padahal secara sederhana bismillah itu terdiri dari dua kata: bi (dengan) dan ismun (nama). Sementara itu, pada kata-kata bismi Rabbika huruf alif pada kata ism ada tertulis.
Namun, tentu saja tidak semua sependapat dengan teori Syekh Sayid Bakari. Beberapa orang mengatakan bahwa dihilangkannya huruf alif (atau hamzah) merupakan hal yang lumrah terjadi. Salah satu contohnya saat menuliskan lillaahi (kepunyaan Allah). Namun, kembali ada yang membantah bahwa dalam kasus billaahi, alif (atau hamzah) tetap ada tertulis. Â Â Â Â
Sepuluh yang Berlalu
Tanpa terasa Ramadan sudah berjalan sepuluh hari. Dan mulai esok hari kita hanya memiliki 19 atau 20 hari lagi tersisa. Puluhan pertama yang identik dengan puluhan rahmat akan berganti puluhan kedua. Ah, betapa lekasnya waktu berlalu! Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H