"Itu semua enak-enak itu. Ada ubi jalar, ada sorgum, ada sukun, banyak sekali yang bisa menjadi bahan pokok," kata Mendagri saat ditemui di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (3/10/2023) dilansir dari kompas.com.Â
Selain itu, dengan mengurangi ketergantungan pada beras, artinya telah menyelamatkan diri dari bahaya penyakit diabetes karena nasi berpotensi menaikkan gula darah.
Diversifikasi Pangan Naikkan Indeks Ketahanan Pangan Nasional
Global Food Savety Indeks (GFSI) menetapkan 4 indikator yang digunakan untuk mengukur indeks ketahanan pangan suatu negara yakni keterjangkauan harga pangan (affordability), ketersediaan pasokan (availability), kualitas nutrisi dan keamanan makanan (quality and safety), serta ketahanan sumber daya alam (natural resources and resilience).
Melalui diversifikasi pangan, mengurangi ketergantungan pada satu jenis bahan pangan pokok, maka kita sudah mampu menaikkan angka ketersediaan pasokan (availability), karena beragamnya jenis bahan pangan pokok yang tersedia di masyarakat tidak bergantung pada nasi saja.
Selama ini, salah satu yang menjadi permasalahan dalam ketahanan pangan Indonesia adalah ketersediaan pasokan yang tidak diimbangi dengan produksi hasil pertanian yang tinggi, contohnya beras.
Al hasil, kebutuhan konsumsi masyarakat tinggi, sedangkan produksi beras rendah, menyebabkan naiknya harga beras, tidak ada opsi lain selain impor beras. Apalagi dampak el nino yang terjadi di sebagian besar wilayah di Indonesia, menyebabkan banyaknya gagal panen padi.
Sehingga, semangat diversifikasi pangan tidak hanya sekadar semangat untuk mencari bahan pangan alternatif saja, melainkan juga untuk menjaga stabilitas ekonomi dalam negeri.Â
Kembali mengkonsumsi ubi, jagung, kentang, sagu, dan singkong seperti yang sudah pernah dicontohkan oleh kakek nenek kita di zaman dulu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H