Mohon tunggu...
Dodik Suprayogi
Dodik Suprayogi Mohon Tunggu... Lainnya - Independen

Independen

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Biofortifikasi Padi, Bantu Penuhi Kebutuhan Gizi Ibu Menyusui

9 Agustus 2023   06:00 Diperbarui: 9 Agustus 2023   19:35 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berdasarkan jurnal of nutrition college yang ditulis oleh Wardana, dkk. pada tahun 2018, kebutuhan asupan makanan pada ibu menyusui berupa energi yaitu sebesar 700 kkal/hari dengan 16g/hari protein pada 6 bulan pertama dan 500 kkal/hari dengan 12 g/hari pada 6 bulan kedua.

Kebutuhan gizi ibu menyusui dapat dipenuhi dari asupan makanan yang bergizi. Kebutuhan asupan ibu menyusui akan bertambah sesuai dengan anjuran kebutuhan asupan makanan yang dilihat dari usia ibu dengan usia menyusui.

Ibu menyusui membutuhkan banyak kalori untuk memproduksi ASI, selain itu sesuai dengan rekomendasi Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI, ibu menyusui juga harus banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, kalsium, omega 3, dan vitamin C secara seimbang.

Tingginya angka prevelensi stunting Indonesia yang berada di angka 21,6 persen di tahun 2022, menjadi salah satu indikator bahwa pemenuhan kebutuhan gizi bagi ibu menyusui masih rendah.

Stunting terjadi ditengarai karena rendahnya pemenuhan kebutuhan makanan yang bergizi bagi balita saat usia kurang dari dua tahun. Selain itu, kurangnya mendapatkan ASI eksklusif atau MP-ASI yang diberikan tidak mengandung gizi seperti zat besi, zinc, dan protein yang cukup.

Menyadari pentingnya zat besi dan zinc pada pemenuhan kebutuhan makanan ibu menyusui, direspon positif oleh lembaga-lembaga riset pertanian dan badan pangan nasional maupun dunia untuk mengembangkan biofortifikasi padi yang mengandung zat besi dan zinc cukup.

Pengembangan Biofortifikasi Padi

Biofortifikasi atau fortifikasi biologi adalah salah satu cara dalam meningkatkan kandungan gizi mikro bahan pangan yang memiliki peran penting mengentaskan masalah gizi buruk dan kesehatan konsumen. Kandungan gizi bahan pangan dapat diperbaiki atau ditingkatkan melalui pemuliaan tanaman, baik secara kovensional maupun bioteknologi (Indrasari & Kristamtini, 2018).

Biofortifikasi padi berbeda  dengan fortifikasi beras. Jika biofortifikasi padi dilakukan dengan cara pemuliaan tanaman secara konvensional dan transformasi gen atau rekayasa genetik (bioteknologi) untuk mendapatkan jenis tanaman baru sesuai dengan kandungan nutrisi yang dibutuhkan. 

Maka fortifikasi beras adalah program memasukan unsur nutrisi dalam makanan atau bahan pokok seperti beras melalui pengayaan nutrisi pada hasil tanaman yang sudah diolah (bahan jadi atau setengah jadi).

Biofortifikasi padi perlu mempertimbangkan perubahan pola makan konsumen dan manfaat zat besi untuk kesehatan tubuh.

Melalui biofortifikasi padi ini bertujuan untuk memperbaiki gizi ibu menyusui, meningkatkan daya adaptasi varietas padi pada lingkungan tumbuh, dan menguntungkan dari segi agronomi dan ekonomi sehingga berpotensi dikembangkan secara luas.

International Rice Research Institute (IRRI), telah mengembangkan galur padi IR68144-4B-2-2-3 yang mengandung Fe cukup tinggi, 21 mg/kg beras sebagai hasil dari program biofortifikasi padi. Galur padi tersebut telah dilepas sebagai varietas unggul dengan nama Maligaya Spesial-13 .

Di dalam negeri, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian pada tahun 2020 telah mengembangkan padi Inpari IR Nutri Zinc dan Inpago 13 Fortiz yang kaya mengandung zinc.

Padi Inpari Nutri Zinc mengandung zinc sekitar 34,51 ppm, dengan rata-ratanya 29,54 ppm, sedangkan padi Inpago 13 Fortiz mengandung zinc sebesar 34 ppm.

Saat ini baik pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah, secara luas telah membudidayakan padi hasil biofortifikasi seperti padi Inpari IR Nutri Zinc. Pada tahun 2020 lalu, Kementerian Pertanian telah menanam padi Inpari IR Nutri Zinc seluas 50,000 hektare guna mendukung program penurunan stunting sebagai upaya pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi ibu hamil dan menyusui.

Manfaat Beras Padi Biofortifikasi

Biofortifikasi beras sebagai inovasi dalam memperbaiki mutu gizi beras melalui peningkatan kandungan zat gizi, di antaranya mineral besi dan seng. 

Beras sebagai makanan pokok masyarakat Indonesia, dianggap tepat untuk dikembangkannya biofortifikasi beras. Karena beras hasil dari padi biofortifikasi memiliki kandungan zat besi dan zinc yang mencukupi.

Beras biofortifikasi atau beras hasil modifikasi genetik memiliki manfaat yang positif untuk pemenuhan kebutuhan asupan gizi ibu menyusui. Manfaat-manfaat tersebut yaitu :

Pertama, beras biofortifikasi yang memiliki kandungan zat besi dan zinz tinggi cukup efektif dalam menanggulangi anemia, karena di dalam sistem metabolisme tubuh manusia terdapat hubungan yang sinergi antara mineral besi dan seng (King et al. 2000 dalam Indrasari & Kristamtini, 2018) Sehingga sangat cocok dikonsumsi untuk ibu hamil dan ibu menyusui.

Kedua,  mengutip dari merdeka.com beras dengan kandungan zat besi yang tinggi efektif membantu mencegah anemia. Sedangkan kandungan zinc dapat mencegah bayi dan balita mengalami kekerdilan atau stunting. Tidak hanya itu,zinc juga mampu meningkatkan imunitas atau daya tahan tubuh bagi para ibu pada saat pra kehamilan, atau pada saat kehamilan dan menyusui. 

Ketiga, beras biofortifikasi dapat didapatkan secara mudah dan murah oleh masyarakat terutama masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Sehingga kebutuhan nutrisinya dapat dipenuhi.

Pentingnya padi biofortifikasi yang cukup mengandung zat besi dan zinc bagi pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi ibu hamil dan menyusui, maka perlu dilakukan pengembangan secara masif. Karena hanya dengan cara inilah, masyarakat dapat dengan mudah mendapatkannya.

Sumber :

Indrasari, S. & Kristamtini. 2018. Biofortifikasi Mineral FE dan Zn Pada Beras : Perbaikan Mutu Gizi Bahan Pangan Melalui Pemuliaan Tanaman. Sleman : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta. J. Litbang Pert. Vol. 37 No. 1 Juni 2018: 9-16 .

Wardana, RK, Widyastuti, N. Pramono, A. 2018. Hubungan Asupan Zat Gizi Makro dan Status Gizi Ibu Menyusui Dengan Kandungan Zat Gizi Makro Pada Air Susu Ibu (ASI) Di Kelurahan Bandarharjo, Semarang. Semarang : Universitas Diponegoro. Journal of Nutrition College, Volume 7, Nomor 3, Tahun 2018.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun