Salah satu tahapan dalam proses rekrutmen pekerjaan adalah wawancara atau interview. Umumnya interview dilaksanakan beberapa kali seperti interview dengan HRD, interview dengan user hingga interview dengan direksi.
Tujuan dilakukannya interview kerja adalah untuk memberi kesempatan kepada kandidat menjelaskan kemampuan, pengetahuan dan keterampilannya seputar kualifikasi yang sesuai dengan pekerjaan yang ia daftar.
Kandidat akan melakukan tanya jawab dengan pewawancara, sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan yang sudah ditentukan. Manfaat dilaksanakannya interview bagi pewawancara adalah untuk menggali informasi, menilai kepribadian, rencana kerja dan bagaimana kandidat mengatasi suatu masalah.
Biasanya pertanyaan-pertanyaan tersebut didapatkan dari informasi yang telah ditulis di protofolio atau curriculum vitae yang dikirimkan kandidat.Â
Bagi freshgraduate, pertanyaan-pertanyaan klasik seperti kegiatan non-akademik yang pernah diikuti selama di kampus, keaktifan kandidat jika pernah mengikuti organisasi kampus, atau jika pernah ikut kegiatan kesukarelawanan pasti banyak ditanyakan.
Selain itu, kursus pelatihan apa saja yang pernah diikuti selama ini dan seputar penelitian skripsi yang dulu diambil. Menjadi pertimbangan pewawancara untuk menggali informasi seputar keaktifan kandidat di dunia kampus.
Jika kandidat sudah pengalaman kerja, maka pertanyaan yang sering diajukan adalah mengenai pengalaman kerjanya atau jobdesck di pekerjaan sebelumnya.
Sedangkan, pertanyaan yang paling umum sering diajukan adalah seputar keluarga, personal dan motif alasan mengikuti rekrutmen pada perusahaan tersebut.
Interview Diminta Nge-MC
Sesuai dengan pengalaman penulis dulu saat mengikuti proses rekrutmen di salah satu perusahaan plat merah di DKI Jakarta, terkadang pewawancara juga ingin memastikan kemampuan kandidat dengan cara mempraktikannya secara langsung di depan pewawancara untuk lebih meyakinkan.
Penulis pernah diminta mempraktikkannya secara langsung di depan direksi, kemampuan nge-MC nya, setelah direksi melihat penulis pernah mengikuti pelatihan MC dan Protokoler selama di kampus dulu, maklum penulis saat itu freshgraduate, jadi bukan pengalaman kerjanya yang dilirik.