Melalui mesin-mesin miliknya, Pak Rudi yang telah menekuni bisnis porang sejak tahun 2019 ini sudah mampu memproduksi beras porang hingga 1,000 kg per bulan. Selain itu, Pak Rudi juga memulai merubah tepung porang menjadi mie porang yang bergizi.
Pak Rudi menyampaikan, saat ini PT PBK telah memiliki petani porang binaan yang tersebar di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Lombok kurang lebih dengan luasan 500 hektare. Adanya inovasi produk turunan porang diharapkan mampu mengembalikan citra positif porang.
"Inovasi-inovasi produk olahan porang ini, salah satunya untuk mengobati hati petani yang trauma dan sedih melihat harga porang yang anjlok. Beras porang dan mie porang ini mampu meningatkan nilai tambah ekonomi dari porang, selain itu juga menjadi makanan yang sehat dan bergizi. Saat ini dijual melalui online shop" Ucap Pak Rudi kepada penulis.
Inovasi-inovasi ini dapat diartikan sebagai daya juang pegiat porang untuk kembali bangkit mempertahankan eksistensi porang. Meski terbelenggu oleh aturan larangan ekspor bahan mentah dan penjegalan masuk produk turunan porang Indonesia oleh China, tidak membuat industri per-porangan mati di dalam negeri sendiri. Tujuannya-pun tidak lain juga untuk kembali meningkatkan kesejahteraan petani porang.
Porang memiliki peluang yang cukup besar menjadi bahan pangan unggulan selain padi atau jagung. Sehingga prospeknya masih cukup tinggi untuk dikembangkan. Â Apalagi porang juga memiliki potensi besar untuk bahan baku industri seperti kosmetik atau medis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H