Menyimak wawancara eksklusif antara Prabowo Subianto, Menteri Pertahanan RI dengan Najwa Shihab, jurnalis kondang di chanel Youtube Mata Najwa yang ditayangkan Sabtu, 1 Juli 2023.
Ada hal yang menarik untuk diulas terutama di menit ke 30:06 menyoal tentang proyek Kemenhan yaitu Food Estate yang dirancang untuk meningkatkan ketahanan pangan dalam negeri, justru disinyalir hanya menjadi proyek gagal dan merusak hutan.
Di masa mendatang, tiga sektor yang akan menjadi rebutan banyak pihak adalah air, energi dan pangan.
Ketahanan air, energi dan pangan menjadi topik yang krusial bagi banyak negara.
Apalagi tiga sektor tersebut menjadi tiga tujuan utama pembangunan berkelanjutan dari Sustainable Development Goals (SDGs).
Berdasarkan data yang dirilis oleh Global Food Security Index (GFSI), indeks ketahanan pangan Indonesia pada 2022 berada di level 60,2 atau peringkat ke-63 dari 113 negara.
GFSI mengukur Indeks Ketahanan Pangan berdasarkan empat indikator utama, meliputi keterjangkauan harga pangan (affordability), ketersediaan pasokan (availability), kualitas nutrisi (quality and safety), serta keberlanjutan dan adaptasi (sustainability and adaptation).
Jika membandingkan dengan negara-negara di Kawasan ASEAN, Indonesia di posisi ke-4 kalah jauh daripada Singapura (73.1), Malaysia (69.9), dan Vietnam (67.9).
Berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam meningkatkan Indeks Ketahanan Pangan melalui sektor pertanian melalui penyediaan sarana produksi pertanian (Saprotan) seperti pengadaan pupuk bersubsidi, pembangunan jaringan irigasi, penyediaan benih, dan akses permodalan melalui KUR.
Upaya terbaru melalui pengembangan kawasan pertanian atau Food Estate di berbagai daerah yang digawangi oleh Kementerian  Pertahanan bersama Kementerian Pertanian dan Kementerian PUPR.Â
Food Estate diharapkan menjadi kawasan pertanian yang terintegrasi antara sektor hulu dan hilir.