Di pasar global, permintaan padi aromatik setiap tahunnya meningkat pesat. Permintaan padi aromatik dunia mayoritas didominasi oleh padi Basmati dari India dan Jasmine dari Thailand, yang tidak diragukan lagi kualitasnya.
Indonesia sendiripun juga memiliki banyak jenis padi aromatik khas yang cocok dibudidayakan di tanah Indonesia. Padi-padi tersebut yaitu :
1. Padi Pandan Wangi
Tahta tertinggi dari padi aromatik khas Indonesia bisa jadi diduduki oleh padi Pandan Wangi yang khas dari Cianjur, Jawa Barat.Â
Memiliki umur panen 140 hingga 150 hari setelah tanam, dengan tinggi tanaman mencapai 150 cm. Dibudidayakan di ketinggian tempat sekitar 300 s.d 700 meter di atas permukaan laut.Â
Hal inilah yang membuat padi pandan wangi menjadi primadona padi aromatik khas Indonesia. Harga jual gabah kering panen di tingkat petani bisa mencapai Rp.7,500 per kilogram dan harga berasnya Rp.20,000 per kilogram. Masuk kategori padi indikasi geografis dan kelas beras premium.
2. Raja Lele
Padi raja lele merupakan padi lokal yang berasal dari Klaten, Jawa Tengah. Memiliki karakteristik nasi yang aromatik dan pulen. Umur tanaman 155 hari setelah semai (HSS) atau 120 hari setelah tanam (HST).Â
Memiliki produktivitas per hektare mencapai 8 ton. Sehingga padi raja lele banyak digemari petani.Â
Ada dua jenis varian baru dari padi raja lele hasil pengembangan dari padi raja lele induk, yaitu raja lele srinar dan raja lele srinuk yang memiliki umur panen 105 hari setelah tanam. Harga jual berasnya cukup variatif mulai dari Rp.13,000 sampai Rp 15,000 per kg, masuk pada beras premium.
3. Mentik Wangi