Mohon tunggu...
Dodik Suprayogi
Dodik Suprayogi Mohon Tunggu... Lainnya - Independen

Independen

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sajak yang Terbengkalai

14 Februari 2023   19:00 Diperbarui: 14 Februari 2023   19:02 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Keesekokan harinya pembagian tim dilakukan, masing-masing tim terdiri dari 8 siswa baik putra dan putri. Kegiatan demi kegiatan berjalan lancar dan mengasyikkan.

Tetapi tidak dengan hari ke tiga, saat outbond tiba-tiba kaki kiriku terkilir setelah ditabrak oleh anggota tim lainnya. Teman-teman setimku yang mengerti, segera membopongku ke pos kesehatan. Dalam hati ah manja sekali memang kaki ini, baru juga hari ketiga.

            Cahaya matahari sore yang menyelinap dari jendela, membuatku membuka mata setelah lebih dari dua jam tertidur di ranjang pos kesehatan. Remang-remang nampak dari balik kelambu, rekan OSISku Dian dan entah siapa sosok yang belum pernah aku kenal sebelumnya saling bercanda ringan seolah sudah seperti teman akrab, terdengar lirih memang. Menyadari aku yang sudah sadar, mereka mendatangiku.

            "Sudah baikan Pak El?" Tanya Dian kepadaku. Ya di sekolah aku dipanggil Pak oleh teman-temanku.

            "Pak, halo? Udah baikan belum kakinya? Pak? Kok malah diam saja?" Kesal Dian karena pertanyaannya tak kunjung aku jawab.

            "Eh maaf maaf, udah baikan o, udah bisa ikut kegiatan lagi habis ini" Jawabku setengah sadar.

            Semburat merah yang terlukis menukik diantara kedua mata indahnya, tiga detik yang cukup membuat jantungku berdegup kencang. Tak sempat bertanya siapa namanya, tak sempat mengulurkan tangan untuk berjabatan, semua berjalan dengan kebodohan.

            Di malam hari keempat, yang menandakan bahwa malam ini adalah malam terakhir di kegiatan LDK, malam keakraban dilaksanakan. Seperti biasanya, aku menyumbangkan lagu-lagu melow dengan ditemani gitar akustik yang telah disediakan panitia.

Malam semakin gelap, suasana semakin larut mengikuti alunan petikan gitar. Entah datang darimana, tiba-tiba cewek yang dengan setia menemaniku di pos kesehatan tadi mengajakku berduet, bernyanyi bersama.

Kali ini tidak hanya jantungku yang berdegup kencang, melainkan lidahkupun keluh, tanganku kaku, tak hayal petikan gitarku banyak yang salah kunci. Menyadari kesalahanku, dia membalikkan wajahnya ke arahku, dan memberikan senyuman termanisnya untukku. Ya Tuhan, terimakasih atas kenikmatan ini Tuhan. Seketika ingin pingsan di tempat aku.

            Malam keakraban telah usai, semua kembali ke kamar masing-masing. Kini waktuku bergumul dengan pena dan secarik kertas dibuku diaryku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun