Aku mengalah, mengecek keluar tenda ditemani sinar sentolop, didapati tidak ada apa-apa, hal itu membuat kami semakin pucat. Berlagak acuh dengan kondisi malam itu, kamipun beristirahat dengan tenang.
Matahari timur mulai menampakkan rona jingganya, kami keluar tenda dan sedikit meresapi apa yang sebenarnya terjadi dengan kami semalam.Â
Setelah selesai membereskan tenda, kami memutuskan untuk kembali menuruni Gunung Sumbing. Tengok ke atas tengok ke bawah, kanan kiri tersadar, bahwa semalam kami mendirikan tenda tepat di tebing rajawali, yaitu tepat di bawah puncak rajawali, semakin merinding kami menyadarinya.Â
Meski kami tidak bisa berdiri di papan tulisan puncak rajawali Gunung Sumbing, kami tetap bangga dengan pencapaian kami, ini adalah puncak kami, terlebih kami sudah berani hingga sampai di tebing rajawali yang konon katanya ngeri dan rumah bagi macan tutul Gunung Sumbing.
Gunung sumbing akan menjadi kisah tersendiri bagi kami, dengan segala kemisteriusannya. Memang selain kondisi tubuh yang baik, pembekalan yang memadai, niat dalam perjalanan ke alam bebas harus benar ditata.Â
Salah niat akan mengakibatkan hal-hal buruk sering terjadi. Gunung sumbing cukup ramah untuk kami yang baru bertamu kepadanya, terutama keramahan para babi hutan penghuningnya.
Terima Kasih, Next Prau.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H