Mohon tunggu...
Dodik Suprayogi
Dodik Suprayogi Mohon Tunggu... Lainnya - Independen

Independen

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Nasib Beras yang Mulai Kalah Pamor dari Gandum

12 Agustus 2022   17:00 Diperbarui: 27 Agustus 2022   05:39 1549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roti Gandum (Sumber: Lifepal)

Namun, periode 2021 justru anjlok kisaran Rp. 3.900 per kilogram sampai dengan Rp. 4.953 per kilogram. Sedangkan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras nasional tidak mengalami kenaikan sejak tahun 2017.

Gandum Semakin Digemari

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) impor gandum dan meslin Indonesia mencapai 4.36 juta ton sepanjang Januari hingga Mei 2022.

Tahun 2020 Indonesia menjadi importir gandum terbesar di dunia dengan total impor sebanyak 10.29 juta ton. Naik menjadi 11.7 juta ton pada tahun 2021.

Anehnya, konsumsi beras perkapita justru menunjukkan tren penurunan setiap tahunnya.

Tahun 2007 rata-rata konsumsi perkapita seminggu beras 1,740 kg, turun menjadi 1,631 kg di tahun 2015, dan terus turun di tahun 2021 diangka 1,569 kg.

Sebaliknya, tren kenaikan konsumsi gandum perkapita menunjukkan pada angka yang mengkawatirkan.

Departemen Pertanian US (USDA) memprediksi konsumsi tepung terigu di Indonesia periode tahun 2020/2021 naik menjadi 32 kg per kapita dibandingkan tahun 2019/2020 yang sekitar 31 kg per kapita.

"Dan, ini tergantikan gandum. Dalam 12 tahun terakhir, konsumsi gandum naik posisinya dari 18.3% di tahun 2010 menjadi 27% saat ini, itu terhadap konsumsi pangan masyarakat. Konsumsi beras turun", kata Prof Dwi.

Roti Gandum (Sumber: Lifepal)
Roti Gandum (Sumber: Lifepal)

Masyarakat Indonesia banyak mengkonsumsi olahan gandum berupa mie instan, mie dan roti.

BPS mencatat konsumsi tepung terigu periode September tahun 2015-2019 per kapita 0,16 kg, 0,17 kg, 0,20 kg, 0,21 kg dan 0,20 kg.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun