Namun, periode 2021 justru anjlok kisaran Rp. 3.900 per kilogram sampai dengan Rp. 4.953 per kilogram. Sedangkan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras nasional tidak mengalami kenaikan sejak tahun 2017.
Gandum Semakin Digemari
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) impor gandum dan meslin Indonesia mencapai 4.36 juta ton sepanjang Januari hingga Mei 2022.
Tahun 2020 Indonesia menjadi importir gandum terbesar di dunia dengan total impor sebanyak 10.29 juta ton. Naik menjadi 11.7 juta ton pada tahun 2021.
Anehnya, konsumsi beras perkapita justru menunjukkan tren penurunan setiap tahunnya.
Tahun 2007 rata-rata konsumsi perkapita seminggu beras 1,740 kg, turun menjadi 1,631 kg di tahun 2015, dan terus turun di tahun 2021 diangka 1,569 kg.
Sebaliknya, tren kenaikan konsumsi gandum perkapita menunjukkan pada angka yang mengkawatirkan.
Departemen Pertanian US (USDA) memprediksi konsumsi tepung terigu di Indonesia periode tahun 2020/2021 naik menjadi 32 kg per kapita dibandingkan tahun 2019/2020 yang sekitar 31 kg per kapita.
"Dan, ini tergantikan gandum. Dalam 12 tahun terakhir, konsumsi gandum naik posisinya dari 18.3% di tahun 2010 menjadi 27% saat ini, itu terhadap konsumsi pangan masyarakat. Konsumsi beras turun", kata Prof Dwi.
Masyarakat Indonesia banyak mengkonsumsi olahan gandum berupa mie instan, mie dan roti.
BPS mencatat konsumsi tepung terigu periode September tahun 2015-2019 per kapita 0,16 kg, 0,17 kg, 0,20 kg, 0,21 kg dan 0,20 kg.