Mohon tunggu...
Dodik Suprayogi
Dodik Suprayogi Mohon Tunggu... Lainnya - Independen

Independen

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mikro Manajemen: Baik atau Buruk?

28 Juli 2022   11:41 Diperbarui: 31 Juli 2022   22:41 917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Foto_Uptown)

Menurut laman https://www.ekrut.com/, cara agar terhindar atau mengurangi gaya kepemimpinan mikro manajemen yang berlebihan adalah :

1. Cukup tentukan target tim tanpa mendikte bagaimana cara kerjanya. Semua proses yang sedang berlangsung dalam suatu pekerjaan harusnya berpedoman pada Standart Operasional Prosedur (SOP) yang sudah dibuat dan disepakati manajemen. Sehingga tidak ada lagi SOP-SOP personal yang hanya akan menunjukkan dominasi pengaruh dan kewenangan personal saja. Jika mikro manajemen dilakukan pimpinan pada anggota organisasi, mulailah dengan bertukar pandangan dan sudut pandang dalam suatu prosedur yang dipermasalahkan. Jika harus dilakukan diskusi, maka atur kembali SOP bersama dan kembali tetapkan target.

2. Mulai percayakan tim dalam melakukan tugasnya. Setiap organisasi pasti sudah mempunyai strukturnya masing-masing dan mempunyai tanggungjawabnya sendiri. Penilaian hasil kerja dilihat berdasarkan proses dan capaian target yang dituangkan dalam KPI periodik. Masing-masing bagian akan bekerja penuh pada porsinya. Kunci kepercayaan adalah komunikasi. Jika merasa belum dapat percaya, maka mulailah tata kembali komunikasi.

3. Biarkan tim belajar dari kesalahan. Kesalahan dalam bekerja pasti tidak dapat dihindari, namun bisa diminimalisir dan di kelola resikonya. Adanya kesalahan dalam tim adalah bagian dari proses pembelajaran. Koordinasi dan komunikasi yang matang mencegah adaya kesalahan fatal. 

4. Hindari keinginan untuk menang sendiri. Gaya kepemimpinan otokratik sudah tidak relevan digunakan, namun masih bisa dimodernisasi melalui pengawasan sistem yang transparan. Delegasikan setiap pekerjaan berdasarkan tugas dan porsinya masing-masing tim, jangan dimakan sendiri. Jika gagal dilempar, jika berprestasi diakui sendiri. 

5. Berikan tanggung jawab lebih kepada tim. Tanggung jawab yang diberikan merupakan sebagai bentuk membangun kepercayaan sekaligus membentuk esistensi diri dalam suatu tim. Sudah seharusnya anggota yang diberikan tanggung jawab untuk menyelesaikannya sesuai target yang sudah ditentukan berkaitan dengan deadline waktu dan capaian statistik.

Banyak gaya kepemimpinan manajerial yang dapat diadopsi, baik untuk organisasi pendidikan, organisasi kemasyarakatan, organisasi bisnis seperti koperasi, star-Up, Corporate swasta ataupun BUMN yang semuanya pasti sudah mempunyai standart prosedurnya masing-masing dan aturan baku yang mengatur. Gaya kepemimpinan mikro manajerial akan baik di lakukan pada saat yang tepat, sebaliknya akan menjadi bom nuklir yang mampu menghancurkan organisasi jika diterapkan secara berlebihan dan intimidatif. 

Terima kasih. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun