Kembali lagi pada kisah Rio, rutinitas Rio setiap hari di ladang dengan bercocok tanam merupakan salah satu cara komunikasi efektif yang sudah dilakukan orangtuanya secara konsisten dan kontinu, karena dengan begitu orangtua dan Rio dapat membangun kedekatan emosional yang lebih untuk memahami apa yang diinginkan oleh Rio.
Saat Rio sedang emosi tinggi atau tatrum, kedua orangtuanya juga bersikap membiarkannya saja sampai kembali tenang. Hal itu bukan bermaksud mengacuhkan melainkan sebagai bentuk pengertian agar anak dapat mengekspresikan emosinya secara bebas tanpa terkekang selama tidak membahayakan.
Seperti yang disampaikan oleh Nuryanti Yamin selaku Ortopedagog dan Co-Founder Drisana Center di teamLab Future Park Jakarta Mall Gandaria City, Jakarta Selatan dalam suatu diskusi, cukup memperhatikannya sampai emosi si anak mereda. Kemudian, dekatkan diri untuk memberikan perhatian. Jangan sampai si anak merasa terintimidasi atau menjadi tidak nyaman.
Â
"Kalau dia sudah agresif sekali sama orang, kita cukup pegangin aja tangannya. Karena anak ini tidak bisa dipeluk. Ada sih yang bisa dipeluk, tapi sebaiknya tidak dipeluk," imbuhnya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H