Mohon tunggu...
Dodik Suprayogi
Dodik Suprayogi Mohon Tunggu... Lainnya - Independen

Independen

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Belajar dari Rio: Membangun Komunikasi Efektif dengan Anak Berkebutuhan Khusus

23 Juli 2022   09:19 Diperbarui: 23 Juli 2022   09:23 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lereng Gunung Slamet di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah menyimpan potensi alam yang sungguh menawan. Suburnya sumber daya alam yang ada, sebagai anugerah tiada tara dari Tuhan Yang Maha Esa. Sektor-sektor ekonomi berkembang dengan pesat dan maju yang berperan dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan hidup masyarakatnya. Seperti pengembangan ekowisata dan agrowisata yang kekinian banyak diminati turis domestik ataupun manca negara. 

Salah satu sektor yang banyak dilakoni adalah sektor pertanian. Banyak penduduk asli yang memilih bekerja sebagai petani, kesehariannya dihabiskan untuk di ladang bercocok tanam dan membudidayakan berbagai aneka jenis tanaman sayuran yang menghasilkan seperti budidaya bawang merah, bawang daun dan bawang putih.

Selama 40 hari bertugas di wilayah Tegal "atas" pada akhir 2021 silam, tidak hanya mempelajari sektor pertaniannya saja, tetapi sosial budaya masyarakatnya yang masih kental cukup menarik untuk turut menjadi bahan pembelajaran.  

Menariknya, ada satu petani yang masih cukup muda dan dia adalah Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang mengalami kondisi autisme ringan atau menurut diagnostik dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, 5th Edition atau DSM-5, masuk dalam level 1 autisme.

Sebut saja Rio, umurnya mungkin kurang lebih 25 tahun. Meski memiliki gangguan komunikasi sosial (social communication disorder), dia nampak cukup cekatan dalam menjalankan aktivitasnya seperti saat mencangkul atau mengairi tanaman. Rio adalah anak ke-3 dari 3 bersaudara. 

Ayahnya bekerja sebagai guru dan petani, begitupun juga ibunya. Rio sejak kecil mendapatkan pendidikan dari sekolah luar biasa di daerah tersebut. Memiliki orangtua dan lingkungan yang mendukung bagi tumbuh kembangnya, menjadikan Rio sebagai pemuda difabel yang mandiri dan teladan.

Hari-hari Rio banyak membantu orangtuanya di ladang yang saat itu sedang musimnya tanam bawang putih. Rio dipercaya untuk menangani pengairan dan membantu saat panen. 

Menurut orangtuanya, Rio adalah anak yang rajin, meski begitu dia tidak boleh sampai kelelahan karena itu akan mengganggu emosinya. Karena saat emosinya sedang tidak baik, dia cenderung akan lebih agresif.

"kadang kalau dia mau sesuatu, tetapi kita gak paham apa maksudnya, dia pasti akan marah-marah, dan ya udah kita biarkan saja sampai tenang sendiri" Tutur ibunya saat berbincang santai di gubuk tepi sawahnya.

Sambungya, pernah saat Rio sedang marah, dia merusak tanaman yang ada di depannya. Tetapi, mereka hanya bisa membiarkannya saja sampai dia kembali tenang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun