Orang-orang Sherpa telah lama dikenal memiliki kemampuan fisik dan daya tahan tubuh yang luar biasa di ketinggian karena selama ratusan tahun genetika tubuh mereka telah beradaptasi untuk hidup di lingkungan yang berada di ketinggian yang jauh di atas rata-rata tempat tinggal manusia pada umumnya. Orang-orang Sherpa memiliki mutasi genetika yang membuat tubuh mereka memiliki metabolisme yang unik.
Dalam studi Profesor Andrew Murray dari Cambridge University sebagaimana dituliskan oleh Roland Peace dalam artikelnya di laman bbc.com yang berjudul " Lean-burn physiology gives Sherpas peak-performance" dijelaskan bahwa ada mutasi genetik yang membuat tubuh orang-orang Sherpa memiliki metabolisme yang lebih efisien dalam mengelola oksigen yang ada di tubuhnya.
Lebih lanjut Profesor Murray menjelaskan bahwa tubuh para pendaki biasanya beradaptasi dengan oksigen yang rendah dengan meningkatkan kadar sel darah merah dalam darah mereka sehingga kapasitas oksigen di tubuh mereka akan meningkat. Â
Sebaliknya , orang-orang Sherpa memiliki darah yang lebih encer dengan hemoglobin yang lebih sedikit dan mengurangi kapasitas oksigen (hal ini memberikan keuntungan bahwa darah mereka mengalir lebih lancar dan  mengurangi tekanan pada jantung).Â
Hal tersebut menunjukkan bukan berapa banyak oksigen yang anda punya tetapi apa yang bisa dilakukan dengan hal tersebut. Menurut studi tersebut Orang-orang Sherpa memiliki kinerja tubuh yang luar biasa di ketinggian Himalaya, ada sesuatu yang tidak biasa di fisiologi tubuh mereka.
3. Sherpa merupakan sahabat pendaki dan pemandu pendakian yang multifungsiÂ
Ketika musim pendakian Everest tiba banyak orang Sherpa yang bekerja untuk ekspedisi pendakian baik sebagai pemandu, porter,  juru masak di Everest base camp atapun pekerjaan-pekerjaan lain yang berkaitan dengan pendakian.Â
Sebagai puncak dunia  Gunung Everest telah begitu terkenal dan pendakiannya menjadi ladang bisnis tersendiri. Sherpa menjadi terkenal setelah keberhasilan Sir Edmund Hilary menjadi manusia pertama yang menggapai puncak Everest di tahun 1953, dalam pendakiannya ia ditemani dan dipandu oleh seorang Sherpa bernama Tenzing Norgay.Â
Setelahnya geliat bisnis pendakian Everest terus berkembang dan berbagai ekspedisi pendakian mempercayakan orang-orang Sherpa untuk memandu dan mengatur segala sesuatu untuk kelancaran pendakian para kliennya.Â
Dalam artikel di laman bbc.com yang berjudul "Everest through the eyes of a Sherpa: 'Climbers need to wake up’ dituliskan bahwa untuk sekali musim pendakian seorang Sherpa elite bisa membawa pulang uang sejumlah USD 5,000 hingga USD 8,000 dari perkerjaan mengatur dan memandu kliennya menggapai puncak atap dunia. Banyak yang melakoni pekerjaan berbahaya ini karena mereka hanya memiliki pendidikan yang terbatas dan menyadari tidak banyak pilihan yang bisa dilakukan di sana.
Para Sherpa yang memandu dan  menemani para pendaki hingga ke tempat yang lebih tinggi atau bahkan hingga ke puncak adalah Sherpa-Sherpa elite yang telah memiliki keterampilan yang tinggi untuk bekerja di ketinggian.Â