Mohon tunggu...
Dodi Bayu Wijoseno
Dodi Bayu Wijoseno Mohon Tunggu... Administrasi - Belajar, membuat hidup lebih indah

Penyuka Sejarah, hiking dan olah raga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

7 Fakta Kaisar Pu Yi, Kaisar Terakhir di Sejarah Kekaisaran Tiongkok

13 Juni 2020   07:00 Diperbarui: 13 Juni 2020   07:29 4781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika Pu Yi dinobatkan sebagai Kaisar  Tiongkok sebenarnya telah banyak pergolakan politik yang terjadi di negaranya. Rentetan-rentetan peristiwa politik dari masa lalu juga mulai menimbulkan pemberontakan-pemberontakan di beberapa tempat . Selain permasalahan politik,  masalah kepentingan asing juga banyak mendominasi permasalahan yang terjadi di negeri Tiongkok saat itu.

Salah satu faktor penyebab berakhirnya masa Kekaisarannya adalah adanya revolusi untuk menjadikan negara Tiongkok sebagai negara Republik yang berarti menghapuskan sistem pemerintahan Feodal di Tiongkok. 

Melansir informasi dari laman encyclopaedia britannica.com  revolusi dimulai dengan adanya ketidakpuasan terhadap para pejabat dinasti Qing dalam penanganan krisis jalur Kereta api. Ketidakpuasan tersebut akhirnya menyebabkan meletusnya pemberontakan Wuchang yang menjadi katalis terhadap Revolusi Xinhai atau yang dikenal dengan Revolusi 1911. Kelompok utama yang berseteru adalah pasukan Kekaisaran dari dinasti Qing dengan pasukan Revolusioner yang menghendaki terbentuknya pemerintahan Republik di Tiongkok.

Sebenarnya pihak Istana sudah mengangkat Jenderal Yuan Shih-kai untuk menghadapi kaum Republik, namun Jenderal ini memanfaatkan situasi untuk jabatan dan  kepentingan dirinya sendiri dan berbalik arah mendukung kaum Republik. Berdasarkan apa yang dituliskan dalam buku berjudul "Pu Yi dari  Kaisar menjadi penduduk biasa".

Setelah  berhasil mengumpulkan kekuatan politik dan militer Jenderal Yuan Shih-Kai memerintahkan kedutaan-Kedutaan Tiongkok di Rusia dan negara lain untuk mengirimkan pesan ke Peking agar Kaisar Dinasti Qing  tersebut turun takhta. Selanjutnya Jenderal Yuan Shih-kai menyampaikan kepada Ibu Suri dan pejabat istana seakan-akan bentuk Republik adalah pemecahan satu-satunya.

Akhirnya pada tanggal 12 Februari 1912 muncul dekrit yang mengumumkan Kaisar turun dari Takhta yang menandai berakhirnya kekuasaan Dinasti Qing selama kurang lebih 200 tahun sekaligus menutup periode masa Kekaisaran Tiongkok yang telah berjalan dalam rentang waktu 2.000 tahun.

3. Meski telah turun Takhta Kaisar Pu Yi masih mendapatkan perlakuan khusus

Pu Yi ketika masih remaja di tahun 1922. Sumber gambar: zhihu.com
Pu Yi ketika masih remaja di tahun 1922. Sumber gambar: zhihu.com

Meski telah diturunkan dari Takhtanya namun Kaisar Pu Yi tidaklah serta merta menjadi rakyat biasa karena  adanya ketentuan yang bernama " Pasal-pasal tentang perlakuan yang menguntungkan."  Melansir informasi dari laman history.com,  Pemerintah Republik Tiongkok yang baru menjamin Pu Yi dengan tunjangan keuangan yang cukup besar dan masih diperkenankan untuk sementara waktu tinggal  di Istana Kerajaan.

Selain itu, sebagaimana ditulis dalam buku berjudul "Pu Yi dari  Kaisar menjadi penduduk biasa" ,  di luar tunjangan dan ijin sementara waktu untuk tetap tinggal di Istana Kerajaan, Pu Yi masih mendapatkan sejumlah keistimewaan seperti:

  • Masih diperbolehkan memakai titel kerajaannya dan Republik Tiongkok akan memperlakukan Kaisar seperti Raja luar negeri
  • Republik Tiongkok akan menjamin keamanan upacara ibadah di kuil dan di pemakaman leluhurnya.
  • Seluruh pegawai rumah tangga keistanaan boleh dipertahankan namun jumlah kasim tidak boleh ditambah.
  • Barang-barang milik pribadi Kaisar Dinasti Qing yang Agung akan mendapat perlindungan khusus dari Republik Tiongkok.

4. Mengenal dunia barat dari guru Skotlandianya

 Reginald Johnston (kanan). Sumber gambar: alchetron.com
 Reginald Johnston (kanan). Sumber gambar: alchetron.com

Ketika berusia 13 tahun, Pu Yi diperkenalkan dengan seorang guru asal Skotlandia bernama Reginald-Johnston. Dari guru  yang sangat fasih berbahasa Tionghoa ini Pu Yi mengenal dunia barat seperti: cara pergaulan, cara berpakaian, sejarah Perang Dunia I,  tank, meriam  hingga permen aneka rasa yang baru ia ketahui.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun