Mohon tunggu...
Dodi Bayu Wijoseno
Dodi Bayu Wijoseno Mohon Tunggu... Administrasi - Belajar, membuat hidup lebih indah

Penyuka Sejarah, hiking dan olah raga

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

4 Kisah Operasi Militer Pembebasan Pembajakan Pesawat Paling Dramatis

8 Januari 2020   12:45 Diperbarui: 9 Januari 2020   16:39 2865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: jakartagreater.com

Benar saja ketika dicoba senjata tersebut macet, mungkin karena pelurunya tidak bisa disimpan terlalu lama di tempat yang berkelembaban tinggi. Letjen. Benny Moerdani segera memerintahkan anak buahnya untuk mengambil peluru baru, dan dengan peluru baru tersebut uji coba senjata berlangsung memuaskan. Setelah uji coba senjata, semua tim bertolak ke Thailand dengan Pesawat DC-10 Sumatera Garuda Indonesia.

Setelah pasukan antiteror Indonesia sampai di Thailand, ketegangan semakin bertambah dengan alotnya negosiasi dengan Pemerintah Thailand yang belum memberikan ijin bagi militer Indonesia untuk melakukan operasi militer di negaranya dan menghendaki operasi gabungan antara militer Thailand dan Indonesia, yang ditolak oleh Pemerintah Indonesia karena yang dibajak adalah pesawat Indonesia yang penumpannya sebagian besar adalah Warga Negara Indonesia.

Akhirnya pemerintah Thailand melunak dan memberikan lampu hijau bagi militer Indonesia untuk melakukan operasi pembebasan sandera. Tentara Thailand hanya melakukan penjagaan di sekitar area bandara untuk mencegah pelarian para pembajak.

Akhirnya pada tanggal 31 Maret 1981 dinihari operasi pembebasan sandera dilancarkan. Dengan tenang dan mantap satuan antiteror Kopassandha berjalan berbaris dua-dua mendekati pesawat dari arah blind spot pesawat yang tidak dapat dilihat oleh para pembajak. Pukul 02.45 semua pasukan sudah siap berada di posisi, dan Letkol Sintong Panjaitan memerintahkan operasi dilaksanakan.

Team pertama yang bertugas membuka pintu pesawat segera membuka pintu pesawat dengan cepat diikuti masuknya anggota team dengan teriakan Komando untuk membuyarkan konsentrasi para pembajak, terjadi baku tembak dengan para pembajak.

Tembakan pasukan komando diarahkan segaris dengan tinggi tempat duduk karena secara psikologis penumpang pasti akan berlindung dan bertiarap sedangkan para pembajak akan memberikan perlawanan kepada pasukan pembebas.


Berdasarkan apa yang dikisahkan dalam "Kisah-Kisah Heroik Penjaga NKRI bab: Tragedi Woyla Melambungkan Indonesia" (Edisi Koleksi Majalah Angkasa: 2015).

Ketika pasukan antiteror menyerbu pesawat, salah seorang pembajak secara refleks menembak pilot Capt. Herman Rante di bagian kepala sehingga sang pilot mengalami luka parah.

Baku tembak antara pasukan antiteror Indonesia dan pembajak terjadi selama beberapa menit hingga akhirnya 4 pembajak tewas dan satu pembajak yang membaur dengan penumpang ketika proses evakuasi dikenali dan ditembak oleh pasukan antiteror Indonesia. Proses penyerbuan selesai dalam 3 menit

Dalam peristiwa ini tim anti teror Kopassandha berhasil menyelamatkan seluruh sandera DC-9 Woyla. 1 orang anggota tim Capa (Calon Perwira). Ahmad Kirang terluka tembak di bagian perut yang tidak terlindung rompi antipeluri, akhirnya Capa. Ahmad Kirang dan Capt. Pilot Herman Rante yang ditembak pembajak di kepala, meninggal dunia setelah dirawat beberapa hari di Rumah Sakit di Thailand.

Peristiwa sukses pembebasan sandera di Bandara Don Muang Thailand telah melambungkan nama satuan antiteror Indonesia yang membuat nama Kopassus sangat disegani hingga hari ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun