Tempat Kejadian: Mogadishu, Somalia
Operator: unit antiteror GSG-9Â (Grenzschutzgruppe 9/ Polisi Penjaga Perbatasan, Grup 9)- Jerman
Melansir dari situs National Geographic Indonesia , Pasukan GSG-9 dibentuk pertama kali pasca tragedi penyanderaan dan pembunuhan 11 atlet Israel oleh kelompok teroris pada Olimpiade 1972 di Munich Jerman yang dikenal dengan nama peristiwa Black September.
Dalam peristiwa tersebut, karena tidak memiliki unit antiteror yang terlatih untuk melakukan pembebasan sandera, operasi pembebasan berakhir dengan tragedi yang berujung dengan tewasnya ke-11 atlet Israel, lima penyandera dan satu orang polisi.
Lebih lanjut menurut situs tersebut, setelah peristiwa itu Pemerintah Jerman Barat pada saat itu segera membentuk satuan khusus yang dilatih secara khusus untuk menghadapai peristiwa seperti pada peristiwa Black September tersebut.
Secara resmi pasukan GSG-9 dibentuk pada tanggal 17 April 1973 sebagai bagian dari Kepolisian Jerman yang memiliki spesialisasi mengatasi pembajakan, penculikan, penyanderaan dan kontra terorisme.
Setelah pasukan antiteror baru ini berlatih keras selama beberapa tahun yang menjadikan individu-individunya terlatih baik dalam penggunaan senjata dan juga beladiri tangan kosong, pada pertengahan bulan Oktober 1977, sebuah telepon dari Kementrian dalam Negeri Jerman diterima oleh Markas GSG di Jerman, yang meminta pasukan GSG-9 bersiap untuk melakukan operasi pembebasan sandera. Operasi besar perdana mereka setelah pembentukan tim tersebut
Sejarah dunia mencatat, pada tanggal 13 Oktober 1977, sebuah pesawat penumpang Boeing-737 milik maskapai penerbangan Jerman Lufthansa dengan nomor penerbangan LH 181 dari Bandara Palma de Mallorca, Spanyol tujuan Perancis dibajak oleh 4 orang kelompok teroris. Pesawat tersebut membawa 86 orang penumpang dan lima orang awak.
Dalam buku "Greatest Raids: Kisah-kisah Operasi Pembebasan sandera" karya Nino Oktorino (Elex Media: 2013) dipaparkan bahwa Teroris ini menuntut pembebasan rekan-rekannya yang dipenjara dan uang tebusan senilai USD 15 juta dengan tenggat waktu pagi hari tanggal 16 Oktober jam 09.00 pagi.
Pembajak menerbangkan pesawat dengan rute dari Palma de Mallorca menuju Roma, Siprus, Bahrain, Dubai, Yaman Selatan dan terakhir mendaratkan pesawat yang dibajak di Mogadishu, Somalia.
Komandan GSG-9 Ulrich Wegener segara membuat taklimat singkat kepada 30 anggota timnya dan menyiapkan rencana penyerbuan. Pasukan GSG-9 akhirnya lepas landas menuju Siprus, namun pesawat yang dibajak telah pergi meninggalkan Siprus beberapa menit sebelum pesawat yang membawa pasukan komando GSG-9 mendarat.
Keadaan menjadi genting ketika pimpinan pembajak membunuh pilot LH181 di Yaman Selatan sebelum mendarat di Somalia. Pasukan GSG-9 terus mengikuti dan membayangi pesawat Lufthansa yang dibajak tersebut hingga akhirnya pesawat Lufthansa dengan nomor penerbangan LH181 mendarat di Mogadishu Somalia, dan di negara inilah operasi militer pembebasan sandera akan dilancarkan.