Harapan yang aneh di hari pernikahan. Kegugupan yang tak wajar menanti seorang pengantin baru. Aku merasa ada pergulatan batin yang tak menentu.
Aku semakin menunduk, masih berharap.
Hingga hal yang tak kusadari terjadi, sebuah sapaan yang tak akan mungkin aku lupakan. Sapaan khas, sapaan istimewa, sapaan cinta barangkali.
"Ci...., hallo..., kok pengantin melamun sih. Bangun donk."
Sapaan itu terdengar, memberi semangat dari kegalauan hatiku, sapaan yang ditunggu - tunggu rasa gugupku sejak tadi.
Ci..., sapaan yang hanya diketahuan sosok orang itu saja. Orang yang di tulis namanya di akhir jatah lembaran undangan. Dia datang, dan sesuai dengan jatah akhir undangannya.Terakhir.
"Samawa ya Ci, moga bahagia, patuh sama suami jangan nakal. Maaf tadi abang ada urusan mendadak jadi tidak bisa berangkat awal ke sini."
Dia menyalamiku dan memberikan doanya, tak lupa senyum khas pemuda ini. Senyum yang nakal namun menyejukkan.
Aku tak membalas. Terdiam, senyumku kaku. Masih tak menyangka kedatangannya. Sekarang dia menghampiri suamiku, memeluknya dan tak lupa memberi selamat. Tubuhku masih terpaku, hanya tatapan yang bebas menyertai kepergian sosok itu. Dia yang mengeluarkan sapaan Ci. Ternyata datang juga, meski di detik - detik akhir pernikahanku.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI