Mohon tunggu...
Zella Fransisca
Zella Fransisca Mohon Tunggu... Dokter - PPDS Akupunktur Medik FKUI

Topik Konten favorit : kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Asuhan Mandiri Akupresur untuk Mengurangi Efek Samping Obat Tuberkulosis

15 Agustus 2022   08:00 Diperbarui: 15 Agustus 2022   08:08 1407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen dr ZF Natalia

Artikel ini ditulis oleh: Natalia ZF, Darmawan MA, Mihardja H. Program Studi Spesialis Akupunktur Medik, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia

Indonesia merupakan peringkat ketiga tertinggi di dunia untuk kasus tuberkulosis (TBC). Pada tahun 2018, insidensi kasus TBC di Indonesia dilaporkan pernah mencapai 845.000 dengan angka kematian 98.000 kasus per tahunnya.[1] 

Hal ini yang membuat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memasukkan pengendalian penyakit tuberkulosis sebagai salah satu program di tingkat fasilitas pelayanan pertama dan puskesmas. 

Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menular melalui inhalasi dengan organ yang sering terkena adalah organ paru paru. 

Selain itu juga TBC dapat menyerang kulit, usus, tulang dan jaringan tubuh lainnya. Gejala klinis dari TBC antara lain demam, batuk atau batuk darah, sesak napas, tidak nafsun makan, dan berat badan menurun. 

Bila tidak diobati dengan baik, maka akan menimbulkan komplikasi seperti penumpukan cairan dalam paru paru (efusi pleura), sumbatan jalan napas, sindroma gagal napas, TBC milier maupun kavitas TBC.[2]

Pengobatan TBC yang adekuat harus memenuhi beberapa prinsip diantaranya Obat Anti Tuberkulosis (OAT) mengandung minimal 4 macam obat, dosis yang tepat, jadwal minum obat teratur dan jangka waktu sesuai tahap pengobatan, yang pada umumnya membutuhkan waktu sekitar 6 bulan untuk mencegah terjadinya resistensi obat. 

OAT yang digunakan antara lain isoniazid, rifampisin, pirazinamid, etambutol dan streptomisin. Pengobatan dengan OAT memiliki efek samping tersering yaitu gangguan pencernaan seperti mual muntah dan hilangnya nafsu makan. 

Efek samping lainnya berupa ruam kulit, gangguan pendengaran, pengelihatan, fungsi hati, dan fungsi ginjal. Jangka waktu pengobatan yang cukup panjang dan adanya efek samping dari pengobatan seringkali menyebabkan pasien TBC putus berobat.[3]

Pandemi merupakan salah satu faktor berubahnya sistem pelayanan kesehatan antara lain menurunnya pendapatan dan mahalnya obat, menyebabkan ketidak terjangkauan sistem pelayanan Kesehatan bisa menjadi pengaruh buruk terhadap tercapainya goal SDGs nomor 3 (Sustainable Develompement Goals 3). 

Pemberantasan penyakit menular merupakan salah satu topik dalam SDG nomor 3, sehingga akupresur mungkin dapat dimanfaatkan dalam mengurangi angka putus obat pada kasus TBC.

Dalam mengurangi efek samping berupa mual dan muntah pada pasien TBC, akupresur dapat menjadi pilihan. Akupresur merupakan suatu disiplin yang dapat telah dikembangkan menjadi asuhan mandiri (selfcare). 

Kesempatan melakukan asuhan mandiri di masa pandemi Covid-19 untuk mencapai tingkat kesehatan yang lebih tinggi. Akupresur adalah penekanan dengan menggunakan ibu jari sampai sepertiga kuku berubah menjadi putih. 

Bukti mengenai efektivitas akupresur telah diterbitkan di majalah ilmiah baik lokal maupun internasional, terutama mengenai mekanisme kerja yang dapat dijelaskan secara biokimiawi.[4]

Akupresur dapat dilakukan secara mandiri, dimana saja, kapan saja, tanpa mengeluarkan biaya, hanya menggunakan ibu jari dan tanpa efek samping. 

Pada kondisi penggunaan obat antikoagulan, riwayat patah tulang, dan gangguan pembekuan darah merupakan hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum memulai akupresur. 

Letak titik akupresur yang dapat digunakan untuk mengurangi mual muntah yaitu 3 jari dari pergelangan tangan dan 4 jari dibawah lutut disebelah luar kaki. 

Akupresur dapat dilakukan 3-4x/hari selama 5-10 menit.[4-6] Menurut penelitian yang dilakukan oleh Platini dkk[7], pada kelompok akupresur menunjukkan perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol dalam menurunkan gejala mual dan muntah pada pasien TBC.

Sumber: Dokumen dr. ZF Natalia
Sumber: Dokumen dr. ZF Natalia

Sumber: Dokumen dr. ZF Natalia
Sumber: Dokumen dr. ZF Natalia

Referensi 

1. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Jadikan penerus bangsa bebas TBC, dimulai dari diri sendiri dan keluarga. [Internet]. Diakses pada tanggal 17 Juli 2022. https://www.kemkes.go.id/article/view/21032500001/jadikan-penerus-bangsa-bebas-tbc-dimulai-dari-diri-sendiri-dan-keluarga.html

2. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, K MS. Tuberkulosis Paru. IV. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta; 2009. 998--110 p.

3. Indonesia KMKR. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tatalaksana Tuberkulosis. 2019.

4. Viventius Y, Mihardja H, Djaali W. Acupressure PC6 Self-Care For Hyperemesis Gravidarum During The Covid-19 Pandemic. Biomedical Research and Primary Transformation: The Potensial Issue in the Post Pandemic Era Digital Proceeding Book. Jakarta: Indonesian Medical Education and Research Institute Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2021.97-104 p.

5. Najjari SR, Shareinia H, Mojtabavi SJ, Mojalli M. The effect of acupressure at PC6 and REN12 on vomiting in patients undergoing inguinal hernia repair: A double-blind randomized clinical trial. Open Access Maced J Med Sci. 2019;7(9):1461--5

6. Organization WH. WHO standard acupuncture point locations in the Western Pacific Region. WHO standard acupuncture point locations in the Western Pacific region.2008.

7. Platini H, Pebrianti S, Kosim. Akupresur dapat mengurangi mual dan muntah pada pasien tuberkulosis. JNC 2021(6):115-121

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun